Hidayatullah.com–Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan penggunaan pesawat ini telah disetujui oleh Presiden Barack Obama dan akan membantu operasi militer.
Pesawat pengintai Amerika pernah digunakan untuk mencari sasaran pejuang di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Pemberontak Libya menghadapi pasukan Kolonel Gaddafi sejak Februari lalu namun belum banyak mencapai kemajuan.
“Presiden Obama mengatakan kami memiliki kemampuan unik, dan ia mau menggunakan pesawat itu,” kata Gates dalam jumpa pers.
Ia mengatakan dua pesawat pengintai bersenjata tersedia bila diperlukan NATO.
Gates menyanggah bahwa pengerahan pesawat itu merupakan bukti bahwa tidak ada rencana Amerika mengerahkan bantuan darat di Libya.
Ia mengatakan langkah itu merupakan bantuan untuk operasi militer.
Jendral James Cartwright, wakil ketua Angkatan Bersenjata mengatakan misi pertama telah dilakukan hari Kamis namun dibatalkan karena cuaca buruk.
Ia mengatakan pesawat pengintai yang dapat terbang lebih rendah dari pesawat tempur biasa cocok untuk daerah-daerah terpencil karena memiliki kemampuan mencari sasaran tank dan sasaran lain.
Pos perbatasan dikuasai
Sebelumnya, pemberontak Libya menguasai pos perbatasan dengan Tunisia setelah pasukan pemerintah Libya melarikan diri, menurut sejumlah laporan.
Langkah itu merupakan kemajuan kelompok pemberontak di kawasan barat negara itu.
Para pemberontak di Misrata mengklaim mereka menemukan bom curah namun pemerintah Libya sejauh ini menyanggah tuduhan itu.
BBC mengatakan wartawannya melihat bom curah itu dan para dokter mengatakan bom itu menyebabkan luka parah. Sejumlah warga sipil kehilangan lengan atau kaki mereka.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon meminta pemerintah Libya untuk “menghentikan perang dan membunuh orang”.
Ia mengatakan prioritas PBB adalah mengupayakan gencatan senjata agar bantuan dapat disalurkan dan diselenggarakannya dialog politik.*