Hidayatullah.com–Tawar-menawar antara Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, kelompok oposisi dan negara-negara Teluk tentang nasib jabatan presiden Yaman terus berlangsung. Setelah sebelumnya menolak, kini Saleh dikabarkan menerima usulan negara Teluk yang memberinya waktu 30 hari untuk mundur.
Penerimaan usulan negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) oleh Saleh bukan tanpa syarat. Saleh meminta immunitas dari tuntutan hukum jika ia nantinya meletakkan jabatan presiden dalam 30 hari.
Stasiun televisi pemerintah melaporkan, Abu Bakar Al-Qirbi, pejabat sementara menteri luar negeri Yaman, mengantar penerimaan pemerintah atas usulan GCC pada hari Sabtu (23/4).
Beberapa jam sebelum pengumuman di televisi, partai yang berkuasa menyatakan menerima usulan GCC tanpa syarat.
Pada hari Jum’at Saleh sempat menolak usulan GCC dan menuding kelompok oposisi ingin merebut kekuasaan lewat kudeta.
Hari Sabtu, sekolah-sekolah, kantor pemerintahan dan perusahaan swasta tutup sebagai respon atas seruan kelompok oposisi untuk melakukan mogok massal guna menekan Saleh segera mundur.*