Hidayatullah.com–Gereja Anglikan Australia menginginkan agar bonus tunjangan bayi dipotong untuk mengurangi jumlah pertambahan penduduk.
Sebagaimana dilansir Herald Sun, Kamis (28/4), penasihat lembaga keagamaan itu juga menginginkan agar migrasi dipangkas.
Komisi urusan publik di sinode umum gereja itu menggambarkan pertumbuhan populasi sebagai sesuatu yang tabu dan masalah nyata yang terabaikan.
Komisi itu mengajukan usulan untuk menghentikan “kebijakan apapun yang memberikan insentif khususnya dan terutama pada kenaikan jumlah populasi Australia, seperti pemberian bonus untuk bayi.”
Tahun lalu ada pembayaran bonus bagi 278.000 bayi, termasuk didalamnya hampir 67.000 bayi di Victoria.
Bonus sebesar AU$5.294 diberikan kepada keluarga dengan pendapatan AU$75.000 atau kurang selama enam bulan setelah bayi lahir.
Seorang jurubicara Keuskupan Melbourne mengatakan resolusi terbaru yang dikeluarkan sinode umum menyeru agar pemerintah menghindari segala sesuatu yang mendukung kenaikan jumlah penduduk guna menjaga pertumbuhan ekonomi.
Usulan itu jelas mendapat tentangan dari beberapa pihak.
Seorang ibu baru melahirkan, Kelly Bell (31) mengatakan, “Menghilangkan bonus bayi akan memberatkan ibu-ibu.”
Terry Kelleher jurubicara Asosiasi Keluarga Australia menyatakan hal itu tidak fair dan tidak adil, karena angka kelahiran di negara itu masih lebih rendah dibanding angka kematian.
“Menurut saya keluarga jangan dicegah untuk memiliki anak lebih banyak,” katanya.
Komisi itu juga menyerukan agar gelombang imigrasi dikurangi, namun lebih berbaik hati kepada para pengungsi.
Komisi gereja beralasan, pertambahan penduduk dinilai akan menjadikan lingkungan mereka lebih sumpek dan padat, menambah polusi, memperlama waktu perjalanan, mengurangi lahan taman yang menjadi tempat orang bersantai dan berhubungan dengan alam.
Meskipun demikian, jurubicara keuskupan mengatakan, gereja ingin agar pemerintah mempertimbangkan kembali insentif populasi, tapi tidak menyebut bonus bayi secara khusus.
“Komisi urusan publik adalah badan penasihat yang tidak membawa otoritas Gereja Anglikan Australia,” katanya.
Namun hal itu disangkal ketua komisi yang juga mantan anggota parlemen dar Partai Buruh, Prof. John Langmore, yang mengatakan bahwa resolusi itu berdasarkan pada usulan yang disetujui oleh sidang sinode umum.
Sinode adalah pertemuan dalam agama Kristen, yang biasanya diselenggarakan untuk mengambil keputusan menyangkut masalah doktrin, administrasi atau aplikasi.
“Hal itu jelas menunjukkan skeptisisme terhadap pemberian bonus bayi,” katanya.*
Keterangan foto: Banyak lukisan yang menampilkan Yesus bersama bayi dan anak-anak, karena menurut ajaran Kristen Yesus mencintai anak-anak.[tbtg]