Hidayatullah.com–Partai berkuasa Liga Awami ingin mempertahankan Islam sebagai agama negara, namun pada saat yang sama agama lain mendapatkan hak-hak yang sama. Demikian kata Perdana Menteri Syaikh Hasina.
Dalam kilas balik kebijakan yang diletakkan mendiang ayahnya, Syaikh Mujibur Rahman, yang membawa Bangladesh menjadi negara merdeka, Hasina mengatakan ia memilih untuk mempertahankan “Bismillah-Ar-Rahman-Ar-Rahim” di atas pembukaan konstitusi.
Pada tahun 1972 konstitusi Bangladesh menjadikan sekularisme sebagai salah satu pilarnya, yang kemudian disingkirkan setelah Mujibur Rahman dibunuh pada tahun 1975.
Bangladesh sekarang merupakan republik Islam dengan 90% penduduknya beragama Islam. Hindu menjadi bagian negara sekitar 9%, dan suku-suku asli menganut ajaran Budha. Ada pula warga yang menganut agama Kristen.
Kepada media usai melakukan pertemuan dengan parlemen selama dua jam (27/4), Hasina menyatakan bahwa partainya “tidak menentang Islam sebagai agama negara.”
Putri Mujibur Rahman itu mengatakan bahwa konstitusi harus menjamin persamaan hak bagi penganut agama lain.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hasina juga mengatakan, partainya menentang larangan pembentukan partai agama, namun menegaskan perlu adanya pembatasan atas mereka.
Kemunculan Hasina itu merupakan yang pertama di hadapan komite parlemen yang sedang mengkaji konstitusi terkait keputusan Mahkamah Agung yang mementahkan sejumlah amandemen.*