Hidayatullah.com–Jauh panggang dari api. Pepatah ini mungkin cocok untuk Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur. Pasalnya, MUI yang memiliki banyak tugas dan berat itu hanya dapat alokasi dana sekitar Rp 150 juta per tahun dari APBD Jatim. Tak pelak, dana sebesar itu tak cukup untuk biaya operasional MUI.
“Anggaran MUI Jatim sangat kecil. Bahkan sangat jauh bila dibanding daerah lain,” kata Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Bukhro, ketika memberi sambutan pada Rapat Kerja MUI di Asrama Haji, Sukolilo Surabaya, Kamis (28/4).
Padahal, menurut lelaki yang akrab disapa Kiai Somad ini, anggran MUI di daerah lain sangat tinggi. Seperti di Aceh, anggaran yang disediakan mencapai 15 milyar per tahun. Begitu juga DKI Jakarta 5 milyar, Jawa Barat 1 milyar, dan Bandung 1.5 milyar. Karena itu, ia meminta pemerintah agar mau membantu lagi.
“Kita menerima bantuan. Tapi tidak dengan cara meminta terus. Sebenarnya, orang cerdas itu jika diberi tahu sekali akan mengerti,” tegasnya di hadapan pengurus MUI baru periode 2010-2015, termasuk Kakanwil Kemenag Jatim Drs. Sutrisno Rachmat yang ketika itu hadir mewakili Gubernur Jatim yang berhalangan hadir.
Menanggapi permintaan ketua MUI Jatim itu, Sutrisno Rachmat mengatakan, kenaikan anggaran itu masalah administrasi. Dan, hal itu bukan domainnya. Tapi, kalau masalah jihad dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah kewajiban. Ia pun meminta agar MUI tetap melaksanakan kewajibannya dan jangan terganggu gara-gara dana.
Sementara, secara terpisah kepada hidayatullah.com, Sutrisno Rachmat mengatakan akan menyampaikan usulan MUI tersebut. “Ya, MUI tinggal bikin usulan, nanti kita akan sampaikan,” jelasnya.
Kendati demikian, ia menegaskan, hal itu tidak mudah. Selain harus melalui persetujuan Gubernur, hal itu juga harus dirapatkan DPR Jatim.
Lebih dari itu, Kiai Somad menjelaskan, Jatim memiliki potensi umat Islam yang besar. Dari jumlah penduduk sekitar 38 juta, 96.7 persen penduduknya muslim. Potensi itu, menurutnya, jika dioptimalkan dengan baik bisa membantu proses pembangunan bangsa.
“Ini kekuatan riil umat Islam untuk andil dalam pembangunan,” paparnya.
Dalam konteks itu, katanya, MUI menjadi wadah umat Islam. Berbagai corak dan jenisnya ditampung dalam wadah MUI. Dan, hal paling penting lagi adalah kerukunan hidup beragama dan melindungi umat Islam dari paham menyimpang.*