Hidayatullah.com–Anggota keluarga dari para pria Muslim yang diculik dan kemudian dibunuh di kantung Muslim Srebenica, gembira menanggapi penangkapan sang penjahat perang, Ratko Mladic.
“Keadilan akhirnya menang,” demikian dikatakan pengacara Semir Guzin dari kelompok ibu-ibu Srebenica kepada BBC.
Walaupun proses terhadap Mladic di Tribunal Yugoslavia masih harus dimulai, tapi penangkapan itu sendiri berarti banyak, demikian Guzin.
“Kami berharap Mladic akan menerima ganjaran terhadap perbuatannya,” kata pengacara itu.
Sejarah Terburuk
Sebagaimana diketahui, tragedi Srebrenica 11 Juli 1995 ditengarai menyebabkan sekitar 8000 umat Muslim dibantai secara kejam oleh Serbia, dibawah pemerintahan penjahat perang Slobodan Milosevic.
Sementara itu, lebih 200.000 Muslim Bosnia menjadi korban kekejaman pasukan Serbia selama peperangan berlangsung, dan sekitar 20.000 Muslimah menjadi korban perkosaan yang dilakukan secara sistematis oleh pasukan Serbia.
Pembantaian Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia selama perang Balkan yang berlangsung pada tahun 1992-1995 oleh dunia disebut sebagai kejahatan perang terburuk di Eropa setelah Perang Dunia II.
Pembantaian 8.000 lelaki dan remaja Muslim di Srebrenica terjadi karena ketidakmampuan pasukan Belanda yang diberi mandat PBB untuk menjaga kamp pengungsi di Srebrenica. Setelah pasukan Serbia berhasil menguasai Srebrenica, mereka mulai memisahkan laki-laki berusia 12-77 tahun untuk diinterogasi, yang sebenarnya awal dari pembantaian terhadap warga Muslim. Selama lima hari, pasukan Serbia dipimpin Jenderal Ratko Mladic dengan bantuan pasukan paramiliter Serbia yang dikenal sebagai pasukan Scorpion, dan dengan leluasa melakukan pembantaian terhadap lelaki dewasa dan anak-anak lelaki Muslim.
Selama 16 tahun Jenderal Ratko Mladic menghindari kejaran hukum. Bulan lalu isterinya, Bosiljka, diadili di Beograd dengan dakwaan memiliki senjata api secara ilegal. Dia sempat berbohong dengan mengatakan, yakin suaminya sudah meninggal.
Kepolisian Serbia menemukan Jenderal Mladic di desa Lazarevo, dekat Zrenjanin di Serbia utara, dan mendapati dia berkeliaran dengan nama Milorad Kamadic, kata laporan stasiun radio Serbia, B29, di situs internetnya hari Kamis.
Jenderal Mladic dikenai dakwaan kejahatan perang pada tahun 1995 tetapi hidup bebas secara terbuka di Serbia sampai setelah Slobodan Milosevic digulingkan dari kekuasaan pada akhir tahun 2000.*
Foto: korban kaum Muslim yang dibantai di Srebrenica