Hidayatullah.com–Tabloid News of The World, koran mingguan milik taipan media Rupert Murdoch yang harus mengakhiri penerbitannya pada Ahad (10/7) dalam usia 168 tahun, sudah biasa melakukan penyadapan untuk mendapatkan informasi sumber beritanya.
Menurut keterangan polisi yang menangani kasus itu tahun 2009, penyadapan ilegal pesan suara merupakan “praktek standar” di koran Minggu terbesar di Inggris tersebut, yang ditutup-tutupi oleh para pejabatnya. Demikian tulis Reuters (10/7).
Setelah sekian lama dicurigai melakukan penyadapan, skandal itu mencapai puncaknya saat tahun 2002 tabloid tersebut meretas pesan suara milik Milly Dowler, seorang pelajar putri yang hilang dan kemudian ditemukan terbunuh. News of the World bahkan menghapus sebagian rekaman dalam kotak suara itu, agar tersisa lebih banyak tempat untuk pesan yang masuk.
John Yates, asisten komisioner polisi, kepada Sunday Telegraph mengatakan bahwa para eksekutif senior News of the World tidak kooperatif selama penyelidikan kasus tersebut di tahun 2005-2006.
“Satu-satunya alasan sekarang Anda melakukan investigasi baru adalah karena News of the World mengeluarkan bahan dan bukti baru,” kata Yates.
Bahan awal penyelidikan polisi tak lain adalah bukti yang mereka temukan pada penyelidikan sebelumnya itu.
Yates mengakui, reputasi Kepolisian Metropolitan London tercoreng akibat kegagalannya mengungkap skandal itu lebih dalam.
“Saya menyesal mengatakan penyelidikan sebelumnya sukses. Jelas kenyataannya sekarang kelihatan sangat berbeda,” katanya.
“Sejujurnya, pada tahun 2005-2006 dan bahkan pada 2009 [ketika Yates gagal membuka kembali kasus itu] apakah kami mengira penyadapan merupakan praktek standar? Saya kira tidak ada orang yang tahu. Tapi sekarang berbeda,” imbuhnya.
Mengutip seorang pejabat senior di News Internasional, Sunday Telegraph melaporkan, dalam beberapa hari ke depan polisi akan menanyai Rebekah Brooks, kepala eksekutif News International, pemilik News of the World dan koran-koran Inggris lain yang dimiliki News Corp.
Polisi menolak untuk memberikan komentar tentang kabar tersebut.
Pada masa kepemimpinan Rebekah Brooks, redaksi News of the World melakukan penyadapan atas kotak suara milik Dowler. Brooks menyangkal ia mengetahui aksi ilegal yang dilakukan tabloidnya.
Terkuaknya skandal praktek penyadapan oleh koran mingguan paling laris di Inggris itu, juga mencuatkan kasus penyuapan. Para wartawan News of the World ditengarai biasa membayar petugas polisi untuk mendapatkan berita yang mereka inginkan.
Rupert Murdoch sudah tiba di London untuk memberikan dukungannya kepada Rebekah Brooks dan perusahaannya, dalam menghadapi kasus ini. Pria 80 tahun itu telihat diantar ke kawasan timur London tempat News International berkantor.
Dalam edisi terakhirnya, ke-8.647, dengan judul besar di halaman depan “Thank You & Good Bye”, News of the World minta maaf karena mengecewakan 7,5 juta pembacanya. Koran itu sekilas menyinggung masalah tuduhan bahwa wartawan mereka membayar polisi untuk mendapatkan informasi.
Penyadapan yang dilakukan oleh News of the World tidak dilakukan atas segelintir orang. Menurut kabar sebelumnya, setidaknya 4.000 orang pernah disadap pesan suaranya oleh News of the World, termasuk keluarga korban peristiwa pemboman kereta bawah tanah di London.
Dengan matinya koran yang sering mengungkap masalah pribadi figur politikus dan pesohor serta korban kriminalitas yang diangkatnya itu, sejumlah kalangan bersorak gembira. “Hari yang fantastik bagi Inggris,” kata penyanyi pengidap homoseksual George Michael, yang pernah dihantui wartawan News of the World.*