Hidayatullah.com–Bahrain mengecam pernyataan salah seorang pejabat Iran yang menyerukan agar Bahran melakukan “islamisasi negara.”
“Kami mengecam keras pernyataan yang dibuat oleh Ahmad Jannati, sekretaris Dewan Wali dalam khutbah Jum’atnya di Universitas Teheran pada 8 Juli,” kata Kementerian Luar Negeri Bahrain (11/7).
Menurut kementerian luar negeri, pernyataan Jannati itu melanggar hukum internasional, mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
“Ahmad Jannati seharusnya memusatkan perhatian pada pemecahan masalah negaranya sendiri, daripada mengurusi negara lain, yang dapat menghasut sehingga membahayakan stabilitas dan keamanan regional,” kata Kemenlu Bahrain.
Dalam khutbah Jum’atnya, Jannati yang merupakan pendiri aliran Haghani dan salah satu tokoh spiritual yang dapat menyetir kebijakan Iran itu, mengkritik dialog nasional yang digelar Bahrain untuk mengatasi konflik yang sedang terjadi di negara itu.
Bahrain menggelar dialog nasional tiga kali sepekan yang dibagi dalam 4 topik sejak awal Juli ini, dengan mengundang sekitar 300 orang dari berbagai kalangan.
Ketegangan di Bahrain dipicu oleh kelompok Syi’ah yang merasa mendapatkan perlakuan diskriminatif dari penguasa. Aksi protes itu menyusul aksi protes rakyat di Tunisia dan Mesir. Meskipun demikian, menurut Dr. Yusuf Al Qaradhawi konflik di Bahrain sama sekali bukan aksi rakyat yang menentang penguasa diktator, melainkan konflik sektarian semata.
Iran sebagai negara Syi’ah mendukung aksi protes kelompok Syi’ah Bahrain, dengan cara mengkritik semua langkah yang ditempuh oleh negara-negara Arab dalam penyelesaian konflik. Bahkan pemerintah Iran mendukung aksi pengiriman sukarelawan berani mati untuk ikut berdemonstrasi bersama kelompok Syi’ah di Bahrain, sebagai bentuk solidaritas.*
Keterangan foto: Ahmad Jannati duduk di sebelah kiri Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad.