Hidayatullah.com–Pejabat senior kelompok pergerakan Islam An Nahda hari Ahad (17/7) menyerukan rekonsiliasi nasional. Seruan itu disampaikan saat melakukan pidato di kampung halaman mendiang presiden pertama negara itu Habib Bourguiba.
Abdelfattah Mourou, seorang anggota politbiro An Nahda, memeperingatkan akan bahaya “konflik partisan dan ideologi” dan mendesak agar seluaruh rakyat Tunisia memberikan kontribusi pada pembangunan negara.
Pertemuan yang dihadiri 1.000-2.000 orang itu digelar di Monastir, tempat kelahiran Bourguiba yang merupakan pendiri Tunisia moderen yang memimpin negeri itu merdeka dari Prancis tahun 1957.
Acara itu sempat mendapat gangguan dari sekelompok orang yang melempari tekur dan meneriakkan kata-kata kasar, kata pengurus An Nahda setempat Nejib Mrab
“Situasi mereda saat Mourou menyampaikan penghormatannya untuk Bourguiba, pemimpin esar Tunisia,” kata Mrab
An Nahda secara resmi diperkenalkan setelah terjadi penggulingan kekuasaan presiden Zine El Abidine Ben Ali. Selama kekuasan Ben Ali, gerakan ini medapat tekanan yang luar biasa. Menurut jajak pendapat, An Nahda menjadi favorit nomor satu untuk pemilihan umum pada 23 Oktober mendatang, dan harus bersaing dengan partai-partai sekuler.*