Hidayatullah.com–Menyusul meningkatnya jumlah warga Israel yang mangkir dari kewajiban militer (wamil), pemerintah Zionis-Israel kemudian mencari berbagai cara untuk menarik para pemuda Israel agar mau mengikuti program wajib militer.
Seperti disebutkan, harian Maarev Zionis yang mengatakan, komite legalisasi parlemen Knesset yang akan membahas draft undang-undang yang akan memberikan kewenangan kepada Museh Matlon dari partai Israel Baitunia untuk membayar sejumlah dana talangan untuk pembebasan wajib militer di kalangan tentara Zionis.
Harian menjelaskan, berdasarkan keputusan ini, maka seorang tentara wajib mengikuti program militer selama 36 bulan, kemudian ia diharuskan membayar 27 ribu shekel, setara dengan 8000 dollar Amerika yang akan diserahkan pada departemen pertanahan Israel.
Dengan demikian menurut Mathlon, para pemuda Zionis yang tidak mau ikut program wajib militer, ia berhak bekerja di bidang lain di Negara Israel, tetapi ia harus berpartisipasi dalam program ini dengan menyerahkan uang, demi meningkatkan gaji tentara Zionis.
Namun ditegaskan semua tentara yang mengikuti wajib militer hanya mempunyai satu tujuan yaitu, berbakti pada Negara dan bangsa bukan yang lain. Dengan adanya wajib militer ini, sebagian pengamat pernah mengatakan, mayoritas warga Yahudi-Israel adalah militer, bukan sipil.*