Hidayatullah.com–Pemimpin Libya yang digulingkan Muammar Qadhafi diyakini berada di kota Bani Qalid, sekitar 95 mil sebelah tenggara Tripoli, kata seorang pejabat tinggi militer Dewan Transisi Nasional, Kamis (01/9).
Abdul Majid Mlegta mengatakan, “seseorang yang kami percayai” mengatakan bahwa Qadhafi pergi ke Bani Walid bersama dengan anaknya Saif Al Islam dan kepala intelijen Abdullah Al Sanusi. Mereka meninggalkan Tripoli tiga hari setelah ibukota jatuh ke tangan pemberontak.
“Mereka ingin membentuk usat komando operasi di sana dan melancarkan serangan melawan kami,” kata Mlegta.
“Kami sudah bicara dengan bangsawan Bani Walid untuk menangkap dan menyerahkan Qadhafi. Mereka belum menanggapinya. Kami sedang mengkaji posisi kami,” imbuhnya.
Koordinator suku-suku rezim Qadhafi Ali Al Ahwal, yang juga berada di Bani Walid yang merupakan basis pertahanan suku terbesar Warfala.
“Dalam empat hari kami dapat membereskan hal ini. Kami dapat mengakhiri krisis ini, tapi tindakan militer pada saat ini tidak mungkin,” kata Mlegta.
“Kami tidak bisa menyerang suku ini karena kebanyakan brigade kami di Benghazi dan Zintan berasal di Bani Walid. Putra-putra Bani Walid pemegang kunci masalah ini,” imbuhnya.
Pasukan pemberontak pekan ini mengatakan bahwa mereka berada 30 km dari Bani Walid. Pemberontak memberikan batas waktu sampai hari Sabtu besok (03/9) untuk menyerah atau berperang kepada pasukan pemerintah di Sirte, kampung halaman mantan pemimpin Libya Muammar Qadhafi.*