Hidayatullah.com—Penyair besar Somalia Mohamed Ibrahim Warsame, yang lebih dikenal dengan nama penanya Hadraawi, meninggal pada 18 Agustus dalam usia 79 tahun. Kepergiannya telah memicu banjir penghormatan kepada pria yang dijuluki “Shakespeare of Somalia .”
Hadraawi meninggal di sebuah rumah sakit di Hargeisa, ibu kota wilayah Somaliland yang memisahkan diri, setelah berjuang melawan penyakitnya selama tujuh tahun terakhir. Media sosial telah dibanjiri dengan penghormatan dan pujian atas kontribusinya pada bahasa dan budaya Somalia.
“Saya dengan sedih memberi tahu Anda bahwa raksasa kami Mohamed Ibrahim Warsame Hadraawi telah meninggal dunia. Semoga Allah memberkati dia dan memberinya Jannah,” kata Ayan Mahamoud, pendiri Seni dan Budaya Kayd Somali melalui akun Twitter.
Hadraawi telah menggubah lusinan lagu dan epos dalam syair, menghabiskan lima tahun penjara selama kediktatoran militer Siad Barre karena mengkritik rezim.
Setelah dibebaskan, ia pindah ke Etiopia, bergabung dengan oposisi Gerakan Nasional Somalia sebelum melakukan perjalanan ke Inggris dan akhirnya pindah ke Somaliland, menjadikannya sering hadir di lokakarya dan seminar sastra.
“Ini mengejutkan dan kehilangan besar, saya ingin memberi tahu orang-orang berbahasa Somalia di mana saja dan di dunia tentang kematian penyair Hadraawi, dan bahwa kita harus berdoa untuknya sekarang,” kata Presiden Somaliland Muse Bihi dalam konferensi pers di Hargeisa.
“Saya menyampaikan belasungkawa saya kepada orang-orang Somaliland dan kepada semua orang berbahasa Somalia lainnya di mana pun di dunia, kami akan mempersiapkan penguburannya,” tambahnya.
Presiden Somalia Hassan Sheik Mohamud dan perwakilan pemerintah Inggris di Hargeisa, Lizzie Walker, juga menyampaikan belasungkawa. Hadraawi tidak memiliki anak yang masih hidup dan istrinya meninggal awal tahun ini.
Salah satu dari sembilan bersaudara, Hadraawi lahir di kota terbesar kedua di Somaliland Burao dan pindah ke Yaman ketika dia berusia 10 tahun. Dia kembali ke Somalia setelah negara itu merdeka pada tahun 1960 dan mulai bekerja di stasiun radio Mogadishu yang dikelola negara sebelum mencapai kesuksesan sebagai penyair.
Pada 2012, ia dianugerahi hadiah Pangeran Claus Belanda untuk karyanya. Yayasan yang berbasis di Amsterdam memujinya karena “menjalin citra dan metafora yang mencolok dengan filosofi dan komentar sosial.”
Somaliland dan Somalia memiliki tradisi mendongeng lisan yang panjang.
Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada tahun 1991 tetapi langkah tersebut belum diakui oleh masyarakat internasional.*