Hidayatullah.com–Kementerian Kesehatan Polandia merilis video kampanye guna mendorong warganya ‘melahirkan banyak anak seperti kelinci’, lapor Euronews Kamis (9/11/2017).
Polandia merupakan salah satu negara di Eropa yang paling rendah angka kelahirannya, sehingga populasinya menurun. Pada tahun 2015, setiap perempuan di sana memiliki 1,32 anak. Hanya Portugal yang memiliki angka lebih rendah dari itu, sementara Spanyol dan Yunani hampir sama.
Upaya seperti di atas bukan yang pertama kali dilakukan guna mengatasi penurunan jumlah penduduk di Eropa.
Sebelumnya di Denmark, sebuah agen perjalanan membuat iklan, yang kemudian viral di dunia maya, meminta agar kakek-nenek membiayai liburan tambahan untuk anak-anak mereka dengan harapan nantinya mendapat tambahan cucu. Konon, iklan itu ‘berjasa’ atas kelahiran 1.200 bayi tambahan.
Di Rusia, penurunan populasi menjadi bagian utama agenda kerja pemerintah sejak Uni Soviet bubar. Antara tahun 1992 dan 2009, negara itu kehilangan sekitar 6 juta penduduk atau 4 persen dari populasinya. Guna mengatasi penyusutan itu, Vladimir Putin memberlakukan sebuah skema di mana uang tambahan akan diberikan kepada mereka yang memiliki anak kedua dan ketiga. Jika orang itu memiliki anak tujuh atau lebih, maka akan mendapat undangan khusus mengunjungi Kremlin.
Namun, usaha-usaha semacam itu tidak selalu berjalan sesuai rencana. Di Italia, kampanye pemerintah untuk menambah angka kelahiran justru mengundang protes masyarakat hingga mereka turun ke jalan untuk berdemonstrasi. “Hari Kesuburan” yang dicanangkan pemeritnah dinilai seksis, rasis dan tidak memahami alasan ekonomi mengapa rakyat Italia memilih untuk tidak memiliki anak.*