Hidayatullah.com–Sepuluh mahasiswa Muslim dijatuhi hukuman percobaan, karena mengganggu pidato seorang diplomat Israel di Universitas California. Keputusan itu memicu protes kalangan pembela hak sipil, demikian San Francisco Chronicle melaporkan, Sabtu (24/9).
“Saya yakin jantung Amerika sudah mati hari ini,” kata Hakeel Syed, direktur eksekutif Dewan Syura Islam untuk California Selatan.
Juri dalam persidangan ke sepuluh mahasiswa Muslim Universitas California itu, menjatuhkan hukuman percobaan tiga tahun, karena terdakwa dinyatakan bersalah menggangu pidato Duta Besar Israel untuk AS Michael Oren tahun lalu di Universitas California.
Para pemuda Muslim itu juga diperintahkan hakim pengadilan tinggi Orange County untuk melakukan kerja sosial selama 56 jam.
Hakim juga memutuskan bahwa hukuman percobaan dapat dikurangi menjadi satu tahun, jika para mahasiswa itu berhasil menuntaskan kerja sosial mereka sebelum 31 Januari 2012.
Para mahasiswa itu tiga di antaranya berasal dari Universitas California – Riverside dan tujuh lainnya dari Universitas California – Irvine. Mereka adalah Khalid Bahgat Akari, Mohammad Qureashi, Mohamed Mohy-Eldeen Abdelgany, Aslam Abbasi Akhtar, Joseph Tamim Haider, Taher Mutaz Herzallah, Shaheen Waleed Nassar, Ali Mohammad Sayeed, Osama Ahmen Shabaik dan Asaad Mohamedidris Traina.
Mahasiswa ke-11 dinyatakan bebas dari dakwaan.
“Tidak pernah terpikir dalam mimpi terburuk saya bahwa hal semacam ini akan menjadikan saya seorang kriminal,” kata Mohammad Qureashi, kepada Reuters.
Kasus itu berawal saat Michael Oren berpidato di Universitas California – Irvine pada Februari 2010.
Menurut jaksa penuntut, para mahasiswa itu menggangu pidato Oren dengan meneriakkan sejumlah kata-kata, “Sungguh memalukan bagi universitas ini memsponsori seorang pembunuh massal seperti Anda,” kapada duta besar Israel itu.
Pengacara para pahasiswa tersebut menyatakan bahwa mereka akan mengajukan banding. Selain karena klien mereka telah melakukan banyak kerja sosial di komunitasnya, mereka juga berhak melakukan aksi protes seperti yang telah dilakukannya, sebab pidato Oren dilakukan di lingkungan Universitas California. Protes semacam itu normal di lingkungan kampus.
“Di UCI sebelumnya telah ada sentimen anti-Islam dalam level yang intensif, dan keputusan ini membekukan kebebasan berbicara dan beraktivitas, serta memerikan kesan ke seluruh negeri bahwa mahasiswa Muslim akan diperlakukan berbeda dengan mahasiswa lain yang (juga) melakukan protes,” kata Ameena Mirza Qazi, deputi direktur eksekutif Council on American Islamic Relations (CAIR) untuk wilayah Los Angeles dan sekitarnya.*