Hidayatullah.com–Para menteri Uni Eropa, saat tiba di Brussels untuk suatu pertemuan pada hari Senin (10/10/2011), menyatakan keprihatinan mereka atas bentrokan antara petugas keamanan dan umat Kristen Koptik di Mesir. Mereka juga mengatakan bahwa pemerintah Mesir memiliki kewajiban untuk melindungi agama minoritas.
Salah seorang pejabat Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan bahwa bentrokan di Mesir dan kekerasan di Tunisia, di mana petugas keamanan menggunakan gas air mata terhadap demonstran, akan menjadi fokus pembahasan para menteri di Luxembourg.
Dia menekankan bahwa kebebasan berekspresi dan memeluk kepercayaan adalah dasar-dasar mutlak hak asasi manusia. Demikian diberitakan Al Jazeera.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan bahwa hanya ada satu cara untuk mencapai demokrasi, yaitu dengan pluralisme dan toleransi beragama. Dia menambahkan, umat Kristen di Mesir memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka secara bebas dan tanpa hambatan.
Westerwelle juga mengatakan bahwa Jerman sangat prihatin dengan bentrokan yang terjadi di Kairo.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague juga menyatakan keprihatinannya. Dia meminta kepada pemerintah dan seluruh pihak di Mesir agar kembali menekankan kebebasan beribadah di Mesir.
Begitu juga dengan Cina, juga meminta kepada semua pihak di Mesir untuk melakukan upaya bersama menjaga stabilitas sosial.*