Hidayatullah.com— Meski perolehan partai bentukan Al Ikhwanul Muslimun , Al Hurriyah wa Al Adalah masih baru 40 persen suara, namun banyak pengamat mengatakan, Ikhwan diperkirakan mengantongi suara terbanyak dalam pemilihan umum pertama usai tumbangnya Presiden Husni Mubarak ini.
Pantauan sejumlah media massa mesir sampai Rabu malam, Partai Hurriyah wal Adalah, menang di sejumlah distrik pemilihan, antara lain di Kairo, Fayoum, Iskandariah, dan Asiut.
Partai Hurriyah Wal Adalah (Partai Kebebasan dan Keadilan), yang memimpin “Koalisi Demokrasi Demi Mesir”, menempati urutan pertama diikuti oleh Koalisi Salafi, yang mencakup Partai An Nur, Partai Al Islah, Partai Al Wasat, Partai Al Isalah, dan Partai Al Bina Wat Tanmiyah, partainya “Jamaah Islamiyah”.
Meski belum dinyatakan 100 persen memenangi perebutan kursi parlemen, jelas sumber, organisasi yang didirikan oleh intelektual Hassan al-Bana ini diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi parlemen. Namun keputusan tersebut masih menunggu enam pekan lagi.
Pemilu putaran pertama yang berlangsung pada Senin dan Selasa diwarnai kekerasan. Bahkan sejumlah orang tewas akibat bentrok dengan aparat kepolisian di Lapangan Tahrir. Pemungutan suara ini juga merupakan yang pertama kalinya digelar sejak Presiden Husni Mubarak jatuh pada Februari lalu.
Total kursi yang diperebutkan oleh partai-partai politik sebanyak 498 kursi. Seluruhnya diperebutkan oleh wakil-wakil partai dan calon individu.
Dalam sebuah ulasan terbarunya, Koran terbitan Inggris, The Guardian terbitan Inggris, menulis sebuah analisis tentang pemilu di Mesir mengatakan, dengan kemenangan gerakan ini, maka akan memperkuat gerakan-gerakan Islam lainnya di wilayah tersebut.
Koran Yaum al-Sabi’ terbitan Mesir, dikutip Iqna menulis, ‘kemenangan al Ikhwan al Muslimun’ di Mesir ini akan semakin memperkuat gerakan-gerakan Islam sebagai gerakan penting dan kuat di wilayah Timur Tengah.*