Hidayatullah.com– Pasukan keamanan, hari Kamis (29/11/2011) menyerbu 17 kantor kelompok hak asasi manusia (HAM) di Mesir. Penguasa militer menuding LSM asing telah mengganggu stabilitas keamanan dan menggerakan demonstrasi.
Penggerebekan dilakukan atas 17 kantor perwakilan LSM lokal dan asing yang ada di Mesir. Militer beralasan, LSM asing ini dinilai berada di belakang kerusuhan yang terus berlanjut, pasca jatuhnya rejim Husni Mubarak.
Diantara kantor LSM yang digerebek adalah markas National Democratic Institution atau NDI, International Republican Institute (IRI), serta Freedom House. NDI dan IRI berafiliasi dengan partai-partai politik Amerika dan didanai oleh pemerintah Amerika.
Kantor perwakilan Konrad Adenauer Stiftung dari Jerman juga termasuk diantara yang ikut digeledah.
Penguasa militer menilai LSM menggunakan dana asing dan telah menghasut kerusuhan yang sedang berlangsung di negara itu.
Kantor berita pemerintah Mesir, MENA, mengatakan penggrebekan itu diarahkan oleh Kementerian Kehakiman sebagai bagian dari penyelidikan yang lebih luas terhadap pendanaan ilegal organisasi-organisasi serta kejahatan lain termasuk operasi tanpa izin.
Pasukan yang bersenjata berat menggledah kantor-kantor di Kairo dan paling sedikit di dua kota lain, menyita komputer, dokumen, ponsel, dan dana, sementara menahan anggota staf tanpa diperbolehkan berkomunikasi.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan mereka sangat prihatin atas tindakan polisi itu dan menuntut kepada pemerintah Mesir agar segera menghentikan gangguan terhadap staf LSM dan mengembalikan semua harta yang disita dalam penggerebekan.
Jurubicara Victoria Nuland mengatakan para pejabat Amerika telah menghubungi Perdana Menteri Kamal al-Ganzouri dan dutabesar Mesir di Washington agar menyampaikan keprihatinan.
Penggerebekan ini adalah yang pertama terjadi sejak jatuhnya rejim Husni Mubarak. Meski kelompok militer, sejak berbulan-bulan lalu telah menuduh para demonstran digerakkan oleh pihak asing. Bulan ini, Menteri Kehakiman Adel Abdel-Hamid menuduh bahwa sekitar 300 LSM telah menerima dana asing secara tidak sah dan menggunakannya untuk membiayai protes.
Sementara Menteri Dalam Negeri Mesir mengatakan, penggerebekan ini antara lain sebagai bagian dari penyelidikan atas dana asing yang selama ini diterima kelompok-kelompok hak asasi manusia. Ironisnya, sejauh ini, penerima terbesar dana asing di Mesir justru adalah kelompok militer yang kini berkuasa. Militer Mesir selama lebih dari 30 tahun terakhir telah menerima sekitar 1,3 milyar dolar Amerika, lewat bantuan keamanan rutin setiap tahun.*