Hidayatullah.com—Seorang mantan pendukung setia Al Ikhwan al Muslimun Mesir yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden, mengatakan bahwa perempuan Muslim harus mengenakan kerudung atau pindah agama.
“Jika Anda mengklaim bahwa Allah menganggapnya sebagai kebebasan pribadi, maka tunjukkan dalilnya pada saya. Tidak ada orang yang mengatakan begitu – kecuali orang-orang yang tidak memahami syariah,” kata Hazem Saleh Abu Ismail, dalam wawancaranya dengan Tahrir TV belum lama ini, dikutip Alarabiya (12/02/2012).
Abu Ismail mengatakan, apabila terpilih menjadi presiden dia akan mewajibkan hijab pada wanita dan jika mereka menolaknya, maka para perempuan itu harus “mengubah keyakinannya.”
Abu Ismail tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksudkannya dengan “mengubah keyakinannya”, apakah berarti mereka yang tidak mengenakan kerudung harus mengubah atau keluar dari agamanya.
Murtad dari Islam sebagaimana diketahui adalah dosa besar.
Pria yang pernah diseret ke meja hijau saat Husni Mubarak berkuasa karena dinilai membahayakan keamanan nasional itu mengatakan, dengan mewajibkan perempuan berhijab, ia hanya bermaksud mematuhi perintah Allah.
“Anda lihat, ini kesulitanya. Ini Islam. Apakah ia (perempauan tersebut –red) ingin menjadi Muslim tetapi tidak mematuhi aturan-aturan Allah? Biarkan mereka bicara, hanya itu yang saya minta, hormati mereka dan biarkan mereka bersuara,” katanya.
Menurut Abu Ismail, mengikuti hukum syariah ibarat berada dalam militer, di mana seseorang harus mengikuti serangkaian aturan yang sangat ketat.
Pernyataan “tidak ada paksaan dalam agama” kata Abu Ismail, bisa diibaratkan dengan “tidak ada paksaan dalam militer, artinya jika seseorang ingin masuk dinas kemiliteran, maka ia boleh memasukinya. Dan jika tidak mau, maka ia tidak perlu masuk militer.”
Tapi, sekali masuk ke dalam militer, orang itu harus mematuhi aturan-aturan yang ada, kata Abu Ismail.
Orang itu harus mematuhi aturan pemakaian seragam, menghadiri kelas-kelasnya, mengikuti latihan dan mematuhi komandannya, paparnya.
Pada Agustus 2011 Abu Ismail pernah muncul dalam sebuah rekaman video yang memuji Usamah bin Ladin dan menyebutnya sebagai syuhada.
Abu Ismail mengaku memiliki “beberapa perbedaan kecil” dengan Al Ikhwan, kelompok yang ditinggalkannya sebelum ia menyatakan berminat untuk mencalonkan diri sebagai presiden.*