Hidayatullah.com–Ketua Partai Islam berkuasa Tunisia, Syeikh Rashid al-Ghannushi, menepis normalisasi hubungan dengan rezim Israel. Demikian dilaporkan Press TV (02/04/2012).
“Tidak akan ada normalisasi dengan Israel,” katanya dalam sebuah acara di kota Beja, barat laut Tunisia.
“Tunisia bermasalah dengan Zionisme bukan dengan Judaisme,” kata Syeikh Rashid al-Ghannushi, yang partainya memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen Oktober 2011.
Dtegaskannya bahwa diktator terguling Tunisia, Zainul Abidin Ben Ali (Zine el Abidine Ben Ali) telah “mengkhianati perjuangan Palestina” melalui kerjasama dengan rezim Zionis.
Pada hari Jumat (30/03/2012), warga Tunisia berdemonstrasi di luar gedung parlemen nasional di ibukota dalam rangka menentang segala bentuk normalisasi hubungan dengan rezim Israel.
Tunisia dan Israel saling membuka kedutaan besar pada tahun 1996, akan tetapi Tunis memutuskan semua hubungannya dengan Israel pada tahun 2000 setelah pecahnya Intifadah kedua.
Syeikh Rashid al-Ghannushi menyambut kunjungan Ismail Haniya, Perdana Menteri dari Gerakan Muqawama Islam Palestina Hamas, ke Tunis pada bulan Januari lalu.
Seperti diketahui, Oktober tahun 2011 lalu, partai Islam An-Nahda memenangi pemilihan umum parlemen pertama kali sejak digulingkannya mantan Presiden Ben Ali dari kekuasaan pada Januari lalu.
An-Nahda memenangi pemilu, disusul oleh partai sekuler koalisinya Kongres Republik (CPR) pimpinan Moncef Marzouki.*