Hidayatullah.com–Walau kegiatannya mendapat protes di Indonesia, acara Irshad Manji justru berjaya di Malaysia. Penulis yang dikenal pegiat lesbian ini akhirnya sukses mempromosikan bukunya yang dihadiri lebih 70 orang di Dewan Perhimpunan China Selangor, Kuala Lumpur, Sabtu (19/05/2012) kemarin.
Dalam ucapan ringkasnya, Irshad membincangkan konsep ‘politik identitas’ yang menurutnya mencoba menyeragamkan Muslim dengan label tertentu dan kemudian bertukar menjadi ajaran yang tidak boleh dibantah dan diterima bulat-bulat.
Ia juga mengajak peminatnya yang hadir untuk hidup dengan penuh integritas, dan bukan berdasarkan label, karena menurutnya ia akan memperbaiki hubungan antara manusia dan Tuhan.
“Apabila Anda hidup dengan penuh integritas dan menggabung jalin siapa diri Anda secara keseluruhan, dan bukan sebahagian saja, Anda akan mengeratkan hubungan Anda dengan Yang Maha Esa,” katanya.
Turut hadir bersama Irshad adalah pengedar bukunya, Ezra Zaid dari ZI Publishing.
Mengulas larangan terhadap program Irshad yang dikeluarkan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim), Ezra berpendapat bahwa sepatutnya larangan seperti ini datang dari Kementerian Dalam Negeri dan bukannya Jakim.
Ia juga berharap buku penulis lesbian ini tidak dilarang penjualannya dan akan segera diedarkan di kedai-kedai buku tidak lama lagi.
Buku pertama Manji, “The Trouble with Islam Today: A Muslim’s Call for Reform in Her Faith” telah diharamkan beredar di Malaysia.
Sebelum ini, usaha Irshad untuk dapat berceramah di Universitas Islam Antarabangsa Malaysia gagal dilakukan. Justru di Indonesia acaranya mendapat penolakan dari mana saja.
Entah karena kecewa jika acaranya banyak yang gagal, dalam twitternya, Irshad seolah tak menghormati hari Jumat, dengan mengatakan acara diskusi dengannya jauh lebih penting dari hari yang dimuliakan Nabi tersebut. Irshad Manji mengatakan perintah lelaki Islam shalat Jumat hanya dibuat-buat dan merupakan ciptaan manusia.
Ia memberi gambaran, bahwa program acaranya lebih penting daripada shalat Jumat.
Persatuan Pengacara Muslim Malaysia (PPMM) mendesak pihak diraja Malaysia tidak membenarkan acaranya dan mendesak agar ia segera meninggalkan Malaysia.
PPMM juga berpendapat, pandangan dan pikiran Irshad bertentangan dengan norma dan budaya Malaysia.
PPMM juga mendesak kerajaan agar memberi perhatian serius terhadap segala usaha yang menghakis kedaulatan dan kesucian Islam di Malaysia.*/Rossem, Malaysia