Hidayatullah.com—Dengan semakin banyaknya jumlah korban pembantaian atas warga sipil Suriah oleh pasukan pemerintah Bashar Al Assad, mayat-mayat berceceran yang ditemukan di jalan-jalan dibawa ke tempat penampungan sementara di masjid-masjid Suriah. Hal itu menjadikan masjid, yang utamanya berfungsi sebagai tempat ibadah, seperti kamar mayat.
Di desa Al Tremsa (Turaymisah) wilayah Gubernuran Hama, tempat pemukiman warga Muslim (Sunni) di mana lebih dari 200 orang dibantai oleh pasukan loyalis Bashar Al Assad, mayat-mayat dijajarkan di masjid besar setempat untuk diidentifikasi oleh keluarganya.
Dewan Revolusi Hama mengatakan, serangan di wilayah pemukiman Muslim (Sunni) itu merupakan upaya pembersihan etnis (genosida) oleh rezim Bashar Al Assad yang merupakan penganut Syiah Alawiyah. Terlebih, wilayah tersebut dan jalan-jalan yang menuju daerah setempat sudah dibarikade oleh pasukan pemerintah selama enam bulan, lansir Al Arabiya (15/7/2012).
Desa Turaymisah letaknya dikelilingi enam desa Syiah Alawiyah. Dewan Revolusi Hama mengatakan, pasukan loyalis Bashar Al Assad masuk ke desa untuk membantai warga setempat lewat desa-desa Syiah tersebut.
Menurut sebuah laporan tentang pembantaian massal itu, 200 tank dan kendaraan militer mengepung Turaymisah pagi hari dan lima helikopter terlihat mengitari langit desa itu sebelum serangan dilancarkan.
Ketika serangan sudah dimulai, kata laporan itu, pasukan dari kelompok oposisi yang berada di daerah tetangga segera bergerak menuju lokasi untuk mempertahankan desa. Mereka terlibat baku tembak selama tujuh jam. Saat pertempuran berakhir, sedikitnya 150 orang ditemukan tewas di antara reruntuhan bangunan, di lahan terbuka dan juga di Sungai Al Asi.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa 40 orang dieksekusi tanpa proses pengadilan, 30 orang dibakar hingga mayatnya tidak dapat diidentifikasi, dan anggota dari tiga keluarga disiksa hingga meninggal dunia.
Menurut seorang koresponden Al Arabiya di Suriah, pemantau internasional tiba di Turaymisah dua hari setelah para aktivis mengumumkan ada 220 korban tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan sipil pendukung Al Assad yang didukung oleh helikopter militer pada Kamis 12 Juli kemarin.
Pemantau internasional masuk ke Turaymisah untuk mengevaluasi serangan yang terjadi, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan gencatan di wilayah itu. Menurut jurubicara PBB di Damaskus Suzanne Ghouseh, delegasi pemantau itu terdiri dari pakar sipil dan militer.*