Hidayatullah.com—Kelompok bersenjata yang menyerang penjaga perbatasan Mesir dan menewaskan 16 orang di Sinai awal bulan ini seluruhnya adalah warga negara Mesir . Demikian lapor koran pemerintah Al Jumhuriyah yang dikutip Al Arabiya (29/8/2012).
Kelompok bersenjata itu melakukan aksinya pada 5 Agustus, lalu melarikan diri ke arah Jalur Gaza, di mana mereka diberhentikan dan dibunuh oleh serangan udara Israel.
“Penyelidikan dan tes DNA yang telah dilakukan atas 6 mayat yang tiba dari Israel menunjukkan bahwa mereka seluruhnya adalah orang Mesir,” tulis Sameh Seif Al Yazal, seorang mantan jenderal ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Al Jumhuriyah di Kairo.
“Para pelaku serangan berasal dari kelompok ‘takfiri’, yang menuding orang-orang yang tidak mengikuti pemikiran ekstrimisnya sebagai kafir,” tulis Seif Al Yazal.
Menurutnya, semua orang tersebut merupakan narapidana yang melarikan diri dari penjara saat terjadi aksi demonstrasi besar menentang pemerintahan Husni Mubarak tahun lalu.
Ada 6 kelompok terpisah yang merencanakan serangan tersebut, satu di antaranya Tentara Islam yang berbasis di Gaza dan satu kelompok lainnya berasal dari Sinai.
Beberapa faktor menjadi alasan mengapa penjaga perbatasan Mesir tersebut yang diserang. Di antaranya, karena penjaga perbatasan itu merupakan kelompok kecil dan dekat dengan perbatasan Israel. Penjaga perbatasan Mesir tersebut diserang saat berbuka puasa, tulis Al Yazal.
Masih menurut Al Yazal, kelompok itu berencana melakukan serangan di dalam wilayah kekuasaan Israel, untuk mendapatkan simpati dari rakyat Mesir, serta menunjukkan kekuatannya kepada Mesir dan Israel.
Al Yazal menyangkal adanya keterlibatan Hamas dalam serangan itu, yang mana Hamas juga menghadapi masalah di Jalur Gaza dengan kelompok-kelompok yang beraliran seperti Tentara Islam tersebut
“Serangan itu juga tidak ada hubungannya dengan Salafy atau Al Jamaah Al Islamiyyah. Hanya keompok-kelompok yang ingin mendirikan emirat Islam di Sinai yang terlibat,” tulis Al Yazal.
Keputusan untuk memberhentikan kepala intelijen Mesir Jenderal Murad Muwafi, berkaitan langsung dengan serangan di Sinai itu, imbuh Al Yazal. Muwafi pernah mengatakan kepada kantor berita Turki Anatolia bahwa ia telah mengetahui perihal serangan itu sebelum kejadian.
Menyusul peristiwa tersebut, pemerintah Presiden Mursy menerjunkan tentara dan polisi untuk memburu kelompok-kelompok bersenjata di Sinai.*