Hidayatullah.com—Presiden Mesir Muhammad Mursy mengecam pemerintah Suriah dengan menyebutnya sebagai “rezim opresif” dan mendesak dunia internasional mendukung perlawanan oposisi terhadap Bashar Al Assad. Pernyataan yang disambut dengan walk out oleh delegasi Suriah dan pujian dari banyak pihak.
“Adalah kewajiban moral untuk mendukung rakyat Suriah menentang rezim opresif, yang telah kehilangan legitimasinya,” kata Mursy, dikutip Euronews Kamis (30/8/2012), dalam pertemuan tingkat tinggi Gerakan Non-Blok di Teheran, di mana di sampingnya kanannya duduk Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, sekutu terdekat Bashar Al Assad.
Mursy adalah pemimpin Mesir pertama yang mengunjungi Iran sejak Revolusi Iran 1979. Pernyataan terang-terangannya tentang Suriah menegaskan bahwa Kairo belum akan memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan Teheran.
Pidato Mursy itu kontan membuat delegasi Suriah angkat kaki dari aula pertemuan.
Sementara itu di Mesir, sejumlah pihak mendukung pernyataan presiden mereka.
Tokoh liberal dan mantan anggota parlemen Amr Hamzawy lewat akun Twitternya mengatakan, “Solidaritas atas revolusi Suriah dan penekanan atas diktator merupakan kewajiban Mesir.”
Engy Hamdy dari Gerakan Pemuda 6 April mengatakan, pidato Mursy memiliki visi yang dibentuk oleh tuntutan revolusi, lansir Egypt Independent.
Nader Bakkar, jurubicara partai Salafy An-Nur mengatakan di akun Twitter-nya bahwa saat kembali ke Mesir, Mursy layak disambut bagai pahlawan.
Pimpinan Egyptian Organization for Human Rights Hafez Abu Saeda mengatakan bahwa pidato Mursy membuyarkan harapan Iran untuk memimpin kawasan Timur Tengah bersama Mesir.
Muhammad Abu Hamid, mantan anggota parlemen yang memimpin demonstrasi pada 24 Agustus menuntut penggulingan Mursy, juga ikut memuji presiden baru Mesir itu. Dalam akun Twitter-nya, Abu Hamid memuji dan mengapresiasi pidato Mursy.
Menjelang sore ratusan orang berumpul di lobi kepresidenan di bandara internasional di Kairo untuk menyambut kepulangan Mursy. Mereka membawa bendera Mesir dan spanduk ucapan selamat datang.
Amerika Serikat yang pada awalnya skeptis dengan kunjungan Mursy dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon ke Iran, balik memuji kehadiran keduanya di KTT Non-Blok itu.
“Itu adalah pernyataan-pernyataan yang sangat membantu. Pernyataannya sangat jelas dan kuat. Sangat kuat dan jelas pernyataan oleh Presiden Mursy, yang dibuatnya di Teheran,” kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS Patrick Ventrell, dikutip AFP.
Ventrell juga mengucapkan terima kasih atas keberanian Ban Ki-moon datang ke Teheran, dengan menghadapi resiko akan mendapatkan serangan dari para penentang Israel. Padahal sebelumnya Amerika Serikat berusaha mencegah dan menentang rencan kunjungan Ban ke Iran.*