Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (08/10/2012), memuji perjanjian damai baru untuk mengakhiri berpuluh tahun pemberontakan separatis Muslim yang menewaskan 150.000 orang di Filipina, dan menawarkan bantuan PBB “yang diperlukan.”
Perjanjian ini akan menciptakan pembentukan satu daerah semi-otonomi Muslim baru di wilayah yang kaya sumber alam di Mindanao, Filipina selatan, yang dianggap Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dengan kekuatan 12.000 petempur sebagai tanah air leluhur mereka, lapor AFP.
Ban memuji “Presiden Benigno Aquino untuk visi dan keberanian, serta komitmen pimpinan MILF, dalam mencapai prestasi yang bersejarah ini,” kata pernyataan PBB.
Sekjen menyatakan “berharap tulus untuk perdamaian dan kemakmuran kepada pemerintah dan rakyat Filipina,” dan khususnya kepada rakyat di wilayah semi-otonom baru itu, yang disebut Bangsa Moro.
Mindanao berperan sebagai pangkalan bagi MILF, kelompok pejuang yang terbesar dan paling penting, setelah Front Pembebasan Nasional Moro menandatangani perdamaian perjanjian dengan pemerintah pada 1996.
Wilayah tersebut adalah salah satu bagian yang paling subur dan kaya sumber daya di kepulauan itu – namun kekerasan dan kerusuhan berpuluh tahun telah menjadikannya sebagai salah satu daerah termiskin di Filipina.
Seperti diketahui, Seperti diberitakan Reuters, perjanjian ini mengatur langkah bagi kawasan otonomi baru bagi Bangsamoro, yang mayoritas umat muslim dan mendominasi di wilayah di selatan negara itu, sebelum akhir masa jabatan Aquino pada 2016. Bangsamoro mengacu kepada umat Muslim dan non-Islam yang minoritas di Filipina selatan. Mayoritas penduduk Filipina penganut Katolik Roma.[baca: Pemerintah Filipina-Pejuang Muslim Berdamai]
Perdamaian ini sangat diharapkan, setelah hampir selama 15 tahun terjadi kekerasan antara pemerintah dan pejuang Muslim yang sempat memacetkan pembicaraan damai. Para pejuang yang mayoritas berada dalam kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF), akan bersama-sama mewujudkan butir-butir perjanjian yang akan ditandatangani pada 15 Oktober di Manila.*