Hidayatullah.com—Para pengunjuk rasa di Libanon yang mengaku lelah dengan kekerasan yang terjadi di negeri itu, berkumpul di Lapangan Martir di ibukota hari Kamis guna menggelar demonstrasi damai, lansir Reuters (26/10/2012).
Mengaku tidak berafiliasi dengan kelompok politik manapun, orang-orang itu mengenakan baju warna putih dan pita putih.
Pembunuhan atas seorang pejabat tinggi intelijen Libanon lewat ledakan bom mobil beberapa hari lalu, mengungkap adanya pertikaian politik dan sektarian yang merupakan imbas dari konflik di negara tetangga Suriah.
“Kami berada di sini terutama untuk mengaungkan suara kami sebagai suara ketiga menentang semua kekerasan ini, menentang semua yang terjadi. Kami adalah rakyat sipil. Kami di sini sebagai bagian dari orang-orang yang peduli dengan masa depan negara ini. Kami ingin setiap orang berperan sebagaimana seharusnya, khususnya mereka yang berada di tingkat politik dan pembuat kebijakan. Jika mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, maka keadaannya akan jauh lebih baik,” kata salah seorang pengunjuk rasa bernama Adnan Milkey.
Kelompok oposisi menuding pembunuhan atas pimpinan intelijen dalam negeri Libanon Brigjen Wissam Al Hassan dilakukan oleh rezim Suriah, yang dekat dengan Hizbullah, kelompok Syiah Libanon yang memiliki kekuasaan di pemerintahan Beirut saat ini.*