Hidayatullah.com—Dewan Nasional Suriah (SNC) telah memilih seorang panganut Kristen berpaham Komunis sebagai pemimpinnya usai pertemuan di Qatar.
George Sabra mengatakan, pemilihan atas dirinya menunjukkan bahwa SNC (Syrian National Council) tidak sektarian dan dia meminta tambahan senjata untuk menggulingkan Presiden Bashar Al Assad, lansir BBC (9/11/2012).
SNC membicarakan rencana penggabungan dengan kelompok oposisi lainnya guna membangun blok anti-Assad yang lebih besar. Namun, mereka belum mencapai kata sepakat dan akan bertemu kembali pada hari Sabtu ini.
Amerika Serikat dan negara-negara Teluk yang membiayai pembentukan SNC menginginkan adanya penggabungan kelompok-kelompok oposisi Suriah tersebut.
Awalnya SNC dijadwalkan mengeluarkan keputusan pada hari Jumat kemarin, namun karena perdebatan internal maka pengambilan keputusan diundur 24 jam ke belakang.
Syrian National Initiative (SNI) diusulkan untuk sementara menjadi nama gabungan kelompok oposisi Suriah yang diusulkan itu.
Sabra mengatakan, dia hanya memiliki satu tuntutan kepada masyarakat internasional, yaitu menghentikan pertumpahan darah dan membantu rakyat Suriah mendepak rezim berdarah yang sekarang ini dengan memberikan senjata.
Sabra dikenal sebagai aktivis veteran. Ia berulangkali masuk penjara diera pemerintahan Bashar Al Assad dan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Hafez Al Assad karena menentang rezim. Tahun 2011 Basra melarikan diri dan bersembunyi di Turki.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Para aktivis dan pengamat mengatakan bahwa lebih dari 36.000 orang sudah terbunuh dalam pertempuran antara pasukan rezim Bashar Al Assad dengan pasukan kelompok yang menentangnya.
Hari Jumat kemarin PBB mengatakan, 1.000 orang telah mengungsi keluar melewati perbatasan Suriah pada 24 jam sebelumnya.
Menurut media Turki, banyak di antara pengungsi Suriah yang menuju negaranya merupakan anggota militer Suriah yang membelot.*