Hidayatullah.com—Pimpinan Partai Mashr Al Qawiyah Abdul Mun’im Abul Futuh mengatakan dirinya sangat puas dengan dianuirnya dekrit presiden yang kontroversial yang di nilainya menganiaya negeri Mesir.
Kepada televisi Al Arabiya (10/12/2012) dalam acara “Special Misson” Abul Futuh yang merupakan mantan anggota Al Ikhwan mengatakan, keputusan Presiden Mursy untuk menarik dekrit yang telah dikeluarkannya merupakan “kesuksesan bagi oposisi” meskipun “sebagian besar tuntutan mereka tidak dipenuhi.”
Di antara tuntutan oposisi, kata Futuh, adalah dibatalkannya draft konstitusi yang akan dimintai referendum tanggal 15 Desember 2012 besok.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Mursy hari Sabtu kemarin mengumumkan pembatalan dekrit yang diumumkannya pada 22 Nopember lalu. (Baca berita sebelumnya: Mursy anulir dekrit, oposisi bilang tidak cukup).
Abul Futuh mengatakan, pembicaraan hari Sabtu yang dilakukan Mursy adalah “antara Mursy dengan dirinya sendiri,” sebab pembicaraan itu tidak mengundang kelompok oposisi.
Partai Islam moderat yang dipimpin Abul Futuh tidak tergabung dalam kelompok Front Keselamatan Nasional. Alasan mengapa partainya tidak ikut di dalam front itu, kata Abul Futuh, adalah karena kelompok tersebut “diisi oleh sisa-sisa rezim terdahulu,” para pendukung Husni Mubarak.
“Kami tidak dapat menerima hal ini dan kami menganggapnya sebagai suatu penghinaan,” katanya menjelaskan.
Abul Futuh menolak apapun peran militer dalam krisis politik yang terjadi di Mesir. Dan dia mengkritik pernyataan militer yang mendesak partai-partai politik untuk mengakhiri pertikaian mereka lewat dialog.*