Hidayatullah.com—Menteri luar negeri Rusia mengatakan Moskow akan menyambut baik negara mana saja yang bersedia menampung Presiden Suriah Bashar al-Assad, namun menegaskan bahwa Moskow sendiri tidak ada maksud untuk menjadi negara tempat Assad menyelamatkan diri jika dia mundur.
Kepada para wartawan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan tidak akan menyebutkan nama-nama negara yang meminta Rusia untuk menyampaikan bahwa mereka bersedia menjadi negara penampung Bashar al-Assad.
Rusia meresponnya dengan mengatakan kepada mereka agar menyampaikan hal itu secara langsung kepada Assad, kata Lavrov.
“Jika ada yang bersedia memberinya jaminan, kami persilahkan!” kata Lavrov di atas pesawat yang membawanya pulang dari Brussel usai menghadiri KTT Rusia-Uni Eropa.
“Kami akan menjadi yang pertama bersyukur dan berkata, ‘Terima kasih Tuhan pembunuhan besar-besaran ini berakhir! Itupun jika memang benar-benar berakhir, yang mana hal itu masih sangat jauh dari kepastian,” kutip Saudi Gazette (23/12/2012).
Menurut Lavrov, pemerintah Suriah sudah memindahkan senjata-senjata kimia ke satu-dua lokasi dari beberapa gudang senjata di seluruh negeri agar aman dari jangkauan pasukan oposisi.
“Menurut informasi yang kami miliki, dan juga menurut data intelijen Amerika Serikat dan Eropa, pemerintah (Suriah) berusaha sebisa mungkin untuk mengamankannya,” kata Lavrov.
“Pemerintah Suriah sudah menumpuknya di satu atau dua tempat, tidak seperti sebelumnya di mana mereka menyebarnya di seluruh penjuru negeri.”
Lavrov mengatakan, tidak ada pihak yang akan menang dalam perang di Suriah. Rusia serta China kalaupun mereka berusaha tidak akan dapat membujuk Bashar al-Assad untuk mundur.*