Hidayatullah.com—Polisi Zionis menahan 10 wanita yang mengenakan syal saat berdoa di Tembok Ratapan, tembok sebelah barat Masjidil Aqsha yang dijadikan pusat tempat ibadah Yahudi sedunia.
Jurubicara polisi mengatakan, berdasarkan tradisi Yahudi Orthodoks, syal doa hanya dikhususkan untuk pria Yahudi.
Insiden penangkapan itu menunjukkan adanya perpecahan di kalangan Yahudi antara kelompok liberal dengan kelompok Orthodoks yang secara politik memiliki kekuasaan mengatur pembatasan peran wanita dalam beribadah, tulis Reuters, Selasa (12/2/2013).
Tembok Ratapan dikelola oleh Yahudi Othodoks yang mengikuti tradisi konservatif, di mana wanita Yahudi dilarang mengenakan kain syal untuk berdoa atau secara terbuka di depan publik membaca kitab suci.
Di antara wanita yang ditangkap itu adalah Susan Silverman, seorang rabi wanita reformis yang merupakan saudara kandung komedian AS terkemuka Sarah Silverman. Dua orang lainnya merupakan warga Amerika Serikat dan seorang warga Israel anggota Woman of the Wall, kelompok yang mengkampanyekan kesetaraan gender dalam praktek ibadah keagamaan.
Woman of the Wall secara rutin beribadah di Tembok Ratapan dan beberapa anggotanya sudah pernah ditangkap dengan alasan yang sama sebelumnya. Mereka ditahan, tetapi kemudian dibebaskan tanpa tuntutan.
Susan Silverman, yang pindah dari Boston, Amerika Serikat, ke Israel mengatakan petugas keamanan mengawal anggota kelompoknya dan putrinya yang berusia 17 tahun ke kantor polisi, setelah mereka menolak untuk melepaskan syalnya.
Dalam wawancara lewat telepon, di kantor polisi tempatnya ditahan Susan mengatakan bahwa kelompoknya ada bersama dengan lebih dari 100 wanita yang menghadiri sesi doa satu jam itu.
Jurubicara polisi nasional Israel Mickey Rosenfeld mengatakan, para wanita itu melanggar peraturan yang ditetapkan oleh pengadilan tinggi, seraya menjelaskan bahwa peraturan itu dibuat untuk menghindari friksi di antara para jemaat Yahudi.*