Hidayatullah.com—Presiden Sudan Umar al-Bashir hari Senin (1/4/2013) mengeluarkan keputusan untuk membebaskan seluruh tahanan politik guna mempersiapkan kondisi bagi dialog nasional antar kekuatan-kekuatan politik di negara itu.
“Hari ini saya mengumumkan keputusan membebaskan semua tahanan politik di negeri ini,” kata Al-Bashir, saat membuka sesi baru persidangan di parlemen Sudan, lapor kantor berita Xinhua.
Al-Bashir meminta agar kekuatan-kekuatan politk di Sudan mempersiapkan diri untuk melakukan dialog.
Tidak hanya tu, Al-Bashir juga mengatakan bahwa pemerintah Sudan bersedia melakukan dialog dengan para pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM) sektor utara/selatan, yang memerangi pemerintah Khartoum di wilayah Kordofan Selatan dan Blue Nile
Presiden Al-Bashir mengundang para pemberontak di daerah Darfur untuk berpartipasi dalam dialog serius dengan pihak pemerintah, guna mengakhiri konflik sekaligus menghargai upaya negara Qatar yang menjembatani perdamaian antara kedua pihak.
Terkait masalah dengan Sudan Selatan, Al-Bashir kembali mengulangi komitmen pemerintahannya untuk mengimplementasikan kesepakatan kerjasama antara kedua negara dan memulihkan secara utuh hubungan mereka.
Pada 8 Maret lalu, Khartoum dan Juba menandatangani peta kerjasama keamanan di biukota Ethiopia, Addis Ababa. Kedua negara mulai menarik pasukannya dari sekitar perbatasan guna membentu zona demiliterisasi yang aman.*