Hidayatullah.com–Gerakan Perlawanan Islam Libanon (Hizbullah) menyebut permintaan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy kepada Israel untuk melindungi nyawa tentara Perancis di Libanon Selatan sebagai hal yang memalukan negara ini.
Permintaan Sarkozy kepada Israel adalah jaminan keselamatan tentaranya saat Zionis menyerang Libanon.
Koran al-Mustaqbal, cetakan Libanon baru-baru ini mengungkapkan, Sarkozy dalam pertemuan terbarunya dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, meminta dirinya diberi informasi detail saat rezim ini akan menyerang Libanon, karena ia akan memiliki kesempatan untuk menarik pasukan Perancis yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) dari Libanon selatan.
Koran ini menambahkan, petinggi Israel menyatakan kepada Amerika Serikat bahwa rezim ini siap untuk menggempur Libanon.
Seperti dilaporkan IRNA, pejabat hubungan luar negeri Hizbullah, Ammar Musawi Selasa malam (22/6) menyebut pernyataan Sarkozy sangat berbahaya.
Menurut Musawi, pernyataan Sarkozy tersebut sama artinya dengan lampu hijau masyarakat internasional terhadap Israel untuk menyerang Libanon dan memiliki arti juga bahwa pasukan UNIFIL di Libanon selatan bekerja untuk kepentingan Israel dan bukannya melindungi negara ini dari ancaman rezim ilegal Tel Aviv.
Ditambahkannya, misi utama pasukan perdamaian UNIFIL adalah mencegah serangan Israel ke Libanon dan bagaimana mungkin seorang presiden negara Barat meminta Israel untuk melindungi nyawa tentaranya yang bertugas di pasukan perdamaian PBB.
Musawi menegaskan, jika pasukan UNIFIL tidak menjalankan misinya dan kehadiran mereka ditujukan untuk mencegah perlawanan bangsa Libanon guna mempertahankan diri dari agresi Israel maka kehadiran mereka harus ditinjau kembali.
Saat ini sekitar 15.000 pasukan perdamaian PBB yang tergabung dalam UNIFIL ditempatkan di Libanon selatan. [irb/irn/hidayatullah.com]