Hidayatullah.com—Utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk masalah Suriah Lakhdar Brahimi menyatakan keraguannya akan terwujudnya pembicaraan damai guna mengakhiri konflik Suriah Juli mendatang
Berbicara menjelang pertemuan dengan para pejabat senior Amerika Serikat dan Rusia di Jenewa, Brahimi menyatakan keprihatinan mendalamnya akan kemungkinan gagalnya upaya perdamaian Suriah tersebut.
“Saya ragu apakah konferensi itu akan berlangsung pada bulan Juli. Saya sangat, sangat berharap pemerintah-pemerintah di kawasan ini dan negara-negara kuat , khususnya Amerika Serikat dan Rusia, akan bertindak untuk mengatasi situasi yang semakin di luar kendali ini, tidak hanya di Suriah tetapi juga di kawasan tersebut,” kata Brahimi dikutip Euronews (25/6/2013).
Dampak ke Libanon
Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Selasa menyoroti dampak konflik Suriah terhadap Libanon dan menyeru dukungan untuk pasukan negara itu dan institusi-institusinya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Lakhdar Brahimi menekankan perlunya dukungan bagi Presiden Libanon Michel Sleiman beserta institusi kunci negara itu, seiring dengan meluasnya konflik di Suriah, lansir AFP.
Brahimi menegaskan, pertempuran antara tentara Libanon dengan sebuah kelompok kecil Muslim Libanon pimpinan Ahmad Al-Asir di Sidon merupakan peringatan bahwa konflik Suriah dapat merembet ke negara-negara tetangganya.
Sedikitnya 17 orang tentara Libanon terbunuh dalam bentrokan antara kelompok Al-Asir dengan pasukan pemerintah Libanon beberapa hari lalu.
Presiden Sleiman menyeru agar kelompok bersenjata Syiah, Hizbullah, mengakhiri keikutsertaannya dalam konflik di Suriah lewat bantuannya terhadap rezim Bashar al-Assad.
Hizbullah saat ini menjadi bagian dari pemerintahan koalisi di Libanon.*