Hidayatullah.com–Seorang lagi pemimpin Al Ikhwan al Muslimun, Mohammed al-Beltagi, ditangkap otoritas Mesir dengan sangkaan menyulut kekerasan.
Beltagi merupakan salah satu juru bicara Ikhwan yang dianggap lantang menentang militer.
Beltagi adalah Sekretaris Jenderal Partai Ikhwan, Kebebasan dan Keadilan, yang dituduh pihak militer menyulut kekerasan, demikian laporan media milik pemerintah Mesir seperti dikutip BBC.
Selain Beltagi, mantan Menteri Tenaga Kerja Khaled al-Azhari juga dilaporkan ditangkap. Otoritas menyebut Beltagi dan Azhari ditangkap di sebuah apartemen di luar kota Kairo, Kamis (29/08/2013) lalu.
Ini merupakan serangkaian penangkapan terbaru atas sejumlah pemimpin Ikhwanul menyusul penggulingan mantan Presiden Mohammad Mursy.
Perintah penahanan atas Beltagi sebenarnya telah dikeluarkan pada tanggal 10 Juli lalu, tetapi dia bersembunyi dan tetap muncul setiap hari dalam aksi demo di Kamp Rabia al-Adawiyah di Kairo.
Mantan anggota parlemen ini sering terlihat memberikan orasi yang berapi-api di panggung demo.
Terus melawan
Ratusan orang tewas awal bulan ini saat pasukan keamanan Klik membubarkan kamp protes yang didirikan pendukung Mursy, salah satu yang turut tewas adalah Asmaa, anak perempuan Beltagi yang berusia 17 tahun.
Sebagian besar laporan media pemerintah melaporkan kritik terhadap Ikhwan yang difokuskan pada Beltagi, dia dituduh berada di balik tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh anggota Ikhwan.
Dalam sebuah rekaman video yang dia buat dalam persembunyiannya, dia terus meminta warga Mesir melawan militer.
Seorang pejabat militer dikutip kantor berita Mesir, Mena, mengatakan kemungkinan besar Beltagi akan ditahan di penjara Tora, Kairo.
Sebelum ditangkap militer, di hari yang sama, Beltaji dikutip Aljazeera menyampaikan kepada seluruh aliansi penetang kudeta dan segenap pembela syari’yyah untuk tegar dan bersabar.
Dia juga menegaskan untuk ke sekian kalinya bahwa para penetang kudeta dan pendukung syar’iyyah, tuntutan mereka adalah kebenaran.
Polisi telah menangkap banyak pemimpin Ikhwanul Muslimin, termasuk tokoh penting Mohamed Badi’ dan wakilnya Khairat al-Shatir. Mereka juga didakwa dengan tuduhan menyulut kekerasan.
Demo Jumat
Seperti pantauan hidayatullah.com, hari Kamis (29/08/2013) kemarin, demonstrasi yang menyuarakan penetangan mereka terhadap kudeta militer kembali berlangsung di beberapa daerah, seperti Asyut, Dimyat, Mesir.
Demonstrasi tersebut mengajak rakyat Mesir untuk turun ke jalan pada hari Jum’at (30/08/2013) ini, di bawah bendera yang mereka beri nama, “Rakyat Menuntut Revolusi Mereka Kembali.”
Namun seruan turun jalan ini mendapat perlawanan pihak militer. Hani Abdul Fattah, Jubir Mentri dalam Negeri Mesir, mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan senjata untuk menghadapi segala bentuk ‘teror’ di hari Jum’at (30/08/2013) ini.*/Rizky Utama