Hidayatullah.com—Penasihat presiden Mesir bidang media Ahmad al-Muslimani mengatakan, Al-Ikhwan al-Muslimun mencari peluang berbagai pos dalam pemerintahan sementara, yang dibentuk menyusul penggulingan Muhammad Mursy.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi swasta Orbit TV hari Sabtu (16/11/2013) lalu ia mengatakan, anggota senior pengurus pusat Al-Ikhwan telah mengontak pihak kepresidenan agar dimasukkan dalam pemerintahan sementara Mesir saat ini.
Hal tersebut tentunya bertentangan dengan sikap Al-Ikhwan yang ditunjukkan kepada publik selama ini, di mana mereka terang-terangan mengaku menolak ikut dalam pemerintahan yang disebutnya hasil kudeta.
“Di bawah tekanan dari Amerika Serikat yang mendukung keberlangsungan kamp demonstran pro-Musry” Al-Ikhwan, kata Muslimani, kemudian menarik sikapnya tersebut.
Baik pemerintah sementara dukungan militer maupun Al-Ikhwan selama ini saling tuding satu sama lain berkonspirasi dengan AS untuk mengganggu kepentingan nasional Mesir.
Sementara itu Menteri Solidaritas Sosial Ahmad al-Burai mengatakan bahwa pemerintah sementara Mesir bersedia melakukan rekonsiliasi dengan Al-Ikhwan dengan syarat mereka menerima peta jalan transisi.
Pemerintah “tidak pernah mengejar dan tidak akan mengejar” rekonsiliasi dengan kelompok itu, kecuali mereka menerima syarat tahap pertama, kata Burai.
Syarat kedua, Al-Ikhwan harus menahan diri dari upaya menyetir pola hidup rakyat Mesir, kata Burai dalam wawancara dengan stasiun televisi satelit Al-Hurra yang berbasis di Amerika Serikat, dikutip Ahram Online (17/11/2013).*