Hidayatullah.com—Mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela wafat dengan tenang di rumahnya di Johannesburg Kamis (6/12/2013) setelah lama menderita infeksi paru-paru, kata Presiden Jacob Zuma.
“Saudara-saudara rakyat Afrika Selatan, Nelson Rohlihla Mandela yang kita cintai, presiden pendiri negara demokrasi kita, telah berpulang.”
Mandela akan dikebumikan dengan upaya resmi kenegaraan, kata Zuma, seraya memerintahkan agar bendera nasional Afrika Selatan dikibarkan setengah tiang, lapor Euronews.
Berasal dari pedesaan yang tidak dikenal, Mandela bangkit melawan diskriminasi dan penjajahan terhadap orang-orang kulit hitam oleh orang minoritas kulit putih di Afrika Selatan (apartheid).
Tahun 1960 Mandela termasuk orang pertama yang menyerukan perlawanan bersenjata menentang apartheid, tetapi dia kemudian segera mengajak rekonsiliasi dan memaafkan ketika kelompok kulit putih mulai melonggarkan cengkramannya 30 tahun kemudian.
Tahun 1993, Mandela mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian bersama dengan FW de Klerk, pemimpin kulit putih yang membebaskannya dari penjara selama 27 tahun.
Dalam pemilu bersejarah pertama kalinya untuk seluruh ras di Afrika Selatan tahun 1994, Mandela terpilih sebagai presiden.
Pada 1999 Mandela memilih untuk pensiun dan menyerahkan kekuasaan kepada politisi muda.
Setelah pensiun Mandela aktif dalam kampanye penanggulangan HIV/AIDS. Kampanye itu semakin memiliki tujuan personal setelah salah satu putranya tewas karena AIDS tahun 2005.
“Selama hidup saya mendedikasikan diri untuk perjuangan rakya Afrika ini. Saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih dan sayajuga sudah berjuan melawan dominasi kulit hitam,” kata Mandela di stadion di Soweto saat pembukaan kejuaraan sepakbola Piala Dunia 2010.
Mandela wafat dalam usia 95 tahun.*