Hidayatullah.com—Dua kapal pengawal Skandinavia yang menunggu muatan senjata-senjata kimia Suriah yang akan dimusnahkan telah kembali ke Siprus dengan tangan kosong.
Dilansir Euronews (1/1/2014), reim Damaskus setuju untuk menyerahkan sebagian senjaa kimianya yang paling beracun untuk dimusnahkan lewat pelabuhan di Latakia pada 31 Desember 2013, tetapi janji itu tidak dipenuhi.
Sebelumnya para pejabat dari Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), yang ditugaskan untuk melakukan pemusnahan senjata-senjata kimia Suriah, telah memperkirakan bahwa rezim Damaskus tidak akan memenuhi tengat waktu yang diberikan.
Menurut jurubicara OPCW Christian Chartier kendala yang menyebabkan pemerintah Damaskus gagal memenuhi tengat waktu penyerahan senjata kimia pada 31 Desember itu antara lain karena cuaca yang buruk di sebagian wilayah Suriah dan kondisi keamanan yang rawan.
Hari terakhir di tahun 2013 itu seharusnya menjadi pencapaian pertama dari kesepakatan pemusnahan senjata kimia Suriah sebelum pertengahan tahun 2014 yang dijembatani oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Menyusul kecaman internasional atas serangan mematikan senjata kimia pada 21 Agustus 2013, rezim Bashar Al-Assad setuju untuk menunjukkan tempat pembuatan senjata-senjata kimianya dan menyerahkan ke OPCW untuk kemudian dimusnahkan. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat tidak akan melancarkan serangan militer ke wilayah Suriah.*