Hidayatullah.com—Bentrokan terjadi di Bosnia menyusul ditutupnya pabrik-pabrik dan berbagai perusahaan akibat krisis ekonomi dan sosial memburuk di negara itu sejak perang tahun 1995 berakhir.
Di bagian utara, para pengunjuk rasa menyerbu kantor-kantor pemerintah setempat di Tuzla. Mereka menuding pemerintah diam saja tidak melakukan apa-apa saat sejumlah perusahaan milik negara tumbang setelah diswastanisasi.
“Pemilihan umum tidak akan mengubah apapun. Dan saya takut hanya tindakan-tindakan seperti ini, bahkan tindakan yang lebih radikal, yang dapat memaksa para politisi kami turun,” kata salah seorang pengunjuk rasa dikutip Euronews Rabu (5/2/2014).
Polisi mendesak mundur para demonstran dan mengawal gedung-gedung pemerintah.
Kelompok penggemar sepakbola dikabarkan ikut ambil bagian dalam demonstrasi itu. Mereka melempari batu-batu dan membakar ban-ban mobil.
Sedikitnya 20 orang terluka dan aparat menangkap 20 orang pengunjuk rasa.
Tuzla merupakan kota terbesar ketiga di Bosnia. Ia juga merupakan jantung industri di wilayah utara negara pecahan Yugoslavia itu. Namun, banyak perusahaan kimia yang sebelumnya berjaya mengalami kemunduran setelah diprivatisasi. Akibatnya ratusan karyawan tidak lagi memiliki pekerjaan.
Oleh karena pengangguran sangat tinggi, maka ketegangan pun terjadi. “Ini awal dari Bosnian Spring,” kata salah satu dari ratusan pengunjuk rasa.*