Hidayatullah.com—Muslim Prancis mengaku gerah terus dijadikan sasaran kambing hitam dalam komoditas politik menjelang perebutan kekuasaan.
“Kami adalah Muslim. Kami adalah orang Prancis. Tapi setiap hari, kami diserang, dihina dan diperlakukan seperti teroris atau alien,” ungkap seorang Blogger Muslim, Fateh Kimouche, dikutip onislam.net, Senin (12/03/2012).
Menurut Fateh, kaum Muslim telah menjadi tema utama dalam pernyataan-pernyataan para politisi Prancis beberapa minggu sebelum pemilu April-Mei. Para politisi meluncurkan retorika permusuhan terhadap minoritas. Padahal, menurut Fateh, Prancis telah mendidik orang Muslim sehingga memiliki energi dan antusiasme
“Prancis mendidik kami, kami memiliki energi dan antusiasme dan kami memiliki otak, bisnis dan uang. Para generasi tua politisi tampaknya tidak menyadari hal ini.”
Ia menyayangkan politisi tua tidak menyadari hal itu. “Sarkozy dan Le Pen memanfaatkan isu ini karena mereka tidak memiliki solusi atas persoalan ini. Apa yang mereka gembar-gemborkan merupakan bentuk keputus-asaan dua ekor anjing gila yang tidak mau saling mengalah,” ketus pakar filsafat politik ini.
Menurut Fateh, umat Islam di Prancis tidak mau membuat keributan. Mereka yang lahir menjadi generasi ketiga sadar bahwa dirinya adalah tamu. Mereka akan berusaha sebaik mungkin menunjukan prilaku baik. “Saya pun melakukan itu,” kata dia.
Guru sejarah dan geografi, Mohammed Abdenebi, menilai pemerintah Prancis telah menyakiti hati komunitas Muslim. “Mereka berkata kepada kami, ‘apa studi anda, dan apakah anda yakin dengan studi anda itu akan mendapatkan pekerjaan’. Kami belajar, kami bersungguh-sungguh tapi tidak ada pekerjaan, lalu mereka mengatakan kami tidak belajar dengan baik,” katanya.
Fateh menambahkan seorang muslim sulit menyembunyikan kemarahan dan rasa frustasi ketika melihat mereka menjadi komoditas untuk meraih kepopuleran presiden Prancis. “Sungguh, kami berharap betul dengan para politisi kita,” ujarnya.
Menurut Fateh, sebagai seorang Muslim Prancis, ia tidak akan meninggalkan negeri ini meski harus mendapatkan hinaan dan cacian. “Katanya semua manusia sama. Tapi kami justru dianggap musuh dalam selimut. Karenanya, Prancis tidak belajar dari masa lalu dimana mereka dahulu menyudutkan komunitas Yahudi,” kata dia.*
Banyak versi mengenai jumlah Muslim di Prancis. Menurut Departemen Negara Amerika, pada 2006 terdapat sekitar 10% Muslim di Perancis, di mana jajak pendapat yang diadakan setahun setelahnya menunjukkan 3% dari jumlah menduduk nasional. Buku yang diterbitkan oleh Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA), CIA World Factbook, menyatakan ada sekitar 5-10% populasi Muslim di Perancis. namun ada juga yang memperkirakan jumlah Muslim di Perancis 7 juta jiwa pada tahun 2009.*