TERUS terang, risih rasanya membaca iklan KB yang berseliweran di tengah-tengah masyarakat, terutama yang yang termuat di beberapa bus kota (Surabaya). Betapa tidak, iklan itu benar-benar menyederai perasaan (saya pribadi -khususnya- sebagai seorang muslim).
Apalagi Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Itu artinya, iklan tersebut akan dibaca oleh kaum muslimin yang memiliki prinsip-prinsip mendasar tentang cara pandang terhadap anak. Anak dalam pandangan Islam adalah anugerah, yang harus disyukuri. Tapi iklan tersebut justru tampil dengan redaksi menakut-nakuti orang memiliki banyak anak.
“BANYAK ANAK, BANYAK (Kalimat, REZEKI, Disilang dengan warna MERAH, Kemudian diganti dengan KALIMAT) MASALAH“, demikianlah bunyinya. Jelas seruan ini berlawanan dengan prinsip-prinsip dasar dalam berketurunan, menurut kaca mata Islam.
Islam sama sekali tidak memandang kehadiran anak sebagai masalah. Mereka adalah amanah, yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepada Sang-Pemberi amanah, Allah. Karena itu, menyiapkan diri sebagai sosok yang siap menerima amanah, itu penting diindahkan oleh setiap individu; baik itu yang bersifat material ataupun yang imaterial.
Jadi, yang seharusnya disoal adalah persiapan Individu itu sendiri, bukan menyoal kehadiran anak. Ketika setiap individu faham akan kewajiban atas keturunannya, pastilah ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghantarkan anak keturunannya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Pemberi Amanah.
Kalau sudah demikian, tentulah kehadiran anak tidak akan pernah dipandang sebagai masalah lagi. Anak akan ‘bermetamorfosi’ sebagai sosok yang ‘QURRATU AL-‘AYUUN’ Bukan sebagai ‘FITNAH’ Bagi orang tua.
Robinsah-Lampung