Hidayatullah.com—Tampil tenang tanpa ada tanda-tanda lebam Saadi Qadhafi muncul dalam rekaman video dari penjara Hadba untuk membantah kabar yang mengatakan dirinya disiksa, sekaligus meminta maaf kepada rakyat Libya.
Rekaman video itu menunjukkan Saadi mengenakan seragam penjara berwarna biru. Dia mengatakan diberitahu soal rumor yang berkembang. Saadi membantah kabar burung mengenai siksaan yang diterimanya seraya menyentuh badannya dengan kedua tangan guna menunjukkan bahwa dia dalam keadaan baik.
“Sebelumnya saya menyangka lain, tapi saya mendapati situasi berbeda di mana prosedurnya ternyata baik,” kata Saadi, dikutip Libya Herald (28/3/2014).
“Jika saja dulu saya tahu situasinya baik, saya akan kembali ke Libya sejak awal,” katanya seakan tak percaya.
Saadi mengatakan, di dalam selnya ada pemanas dan dia juga melakukan shalat.
Mantan perdana menteri Ali Zeidan yang kabur ke Eropa, dalam wawancaranya pekan ini dengan media Inggris The Times mengaku mendengar bahwa Saadi mendapatkan siksaan dan perlakuan buruk di dalam tahanan. Kata Zeidan, sipir-sipir penjaranya adalah mantan narapidana era Qadhafi dan diduga melakukan balas dendam.
Dalam rekaman video itu Saadi menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Libya, revolusi dan pemerintah, dengan mengatakan bahwa dirinya menyesal dengan apa yang telah dilakukannya dan meminta maaf.
Saadi juga menyeru agar rakyat meletakkan senjata dan melakukan rokonsiliasi. Dia menyesal membuat negaranya menjadi kacau dan tidak dapat melakukan apapun untuk membantu membangun negerinya kembali.
Saadi juga menitipkan pesan untuk ibu, istri dan anak-anaknya. Dia bilang kondisinya sehat dan tidak membutuhkan apa-apa.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di akhir video, mantan kepala intelijen Libya era Muammar Qadhafi yang melarikan diri ke Niger bersama Saadi tetapi diekstradisi lebih dulu, Abdullah Mansour, juga mengatakan dalam keadaan baik. Dia meminta maaf kepada rakyat Libya yang, katanya, menderita di bawah rezim sebelumnya di mana dia menjadi bagian darinya.
Kantor media penjara Hadba sebelumnya mengatakan kepada Libya Herald bahwa keterangan Zeidan “100 persen tidak benar” dan organisasi-organisasi internasional dapat melakukan kunjungan ke penjara kapan saja untuk melihat kondisi penjara dan penghuninya.*