Hidayatullah.com—Pimpinan lembaga pemantau senjata kimia yang mengawasi pemusnahan cadangan bahan beracun milik rezim Damaskus, berencana akan menerjukan tim pencari fakta untuk menyelidiki laporan tentang serangan gas chlorine oleh pasukan pendukung Bashar Al-Assad.
Ahmet Uzumcu, pimpinan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), memiliki wewenang untuk melakukan investigasi dugaan penggunaan senjata kimia di negara-negara anggotanya termasuk Suriah, tanpa harus meminta izin resmi kepada negara bersangkutan, kata sejumlah sumber kepada Reuters Kamis (24/4/2014).
Suriah menjadi anggota OPCW pada tahun 2013, sebagai hasil kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Rusia demi menghindari serangan militer oleh AS dan sekutunya, menyusul temuan penggunaan gas sarin oleh rezim Damaskus untuk membunuh warga sipil.
Beberapa negara sekutu AS di Eropa, termasuk Jerman dan Prancis, mendukung rencana penyelidikan oleh OPCW itu.
“Indikasi penggunaan chlorine pada 11-13 di Provinsi Hama sangat mengkhawatirkan,” kata seorang pejabat Inggris.
Pada hari Kamis misi gabungan PBB-OPCW di Suriah mengatakan, jumlah bahan kimia berbahaya yang telah dipindahkan dan dimusnahkan dari Suriah telah mencapai 92,5% dari total 1.300 metrik ton yang dilaporkan pemerintah Damaskus.
Meskipun demikian, rezim Bashar Al-Assad belum melaporkan perihal gas sarin dan bahan-bahan berbahaya yang digunakan untuk serangan tahun lalu, ataupun perihal chlorine yang belakangan diduga dipakai dalam perang.*