Hidayatullah.com—Ketua misi pemantau pelaksanaan pemilihan umum presiden Mesir dari Uni Eropa menampakkan kebingungan memalukan yang menunjukkan bahwa dirinya tidak mengerti akan sedikitnya satu ciri khas pemilu di negara-negara Arab.
Pada hari pertama pemilihan Senin (26/5/2014), Mario David mengatakan kepada reporter France24 bahwa dia sangat terkejut melihat antusias pemilih yang sudah datang ke TPS bahkan 1,5 jam sebelum dibuka. Namun dia mengaku lebih sangat terkejut dan prihatin dengan perbedaan jumlah kehadiran pemilih yang sangat besar antara pria dan wanita, sementara kelihatan sekali bahwa ketua misi Uni Eropa itu tidak menyadari bahwa dirinya berdiri di dekat antrian pemilih khusus laki-laki.
Tradisi di Mesir dan kebanyakan negara Arab lainnya, antrian laki-laki dan perempuan di tempat pemungutan suara (TPS) dipisah.
“Anda lihat semua orang yang antri di sini, Anda akan menyadari bahwa hampir tidak ada perempuan yang memilih,” kata David di sebuah TPS yang terdapat di kawasan distrik kelas menengah atas Zamalek di jantung kota Kairo, yang berjarak hanya beberapa menit naik kendaraan dari hotel mewah bintang lima Sofitel tempat rombongan pemantau pemilu asal Uni Eropa menginap.
“Mungkin begitu budayanya, mungkin para perempuan akan datang menyusul.Saya tidak tahu pasti, tetapi kami di sini untuk memantau dan memeriksanya,” imbuh David kepada media asal Prancis itu.
Ketika diberitahukan tentang kekeliruannya, David dan anak buahnya terkejut dan malu. Mereka meminta France24 agar menghapus komentar David tersebut.
Pada hari Rabu (28/5/2014) David kemudian mengakui kesalahannya, seraya berdalih bahwa pernyataannya yang keliru itu tidak mengurangi kapabilitas tim pemantau pemilu dari Uni Eropa untuk melakukan tugasnya dengan baik.
Pada hari yang sama, ketika hasil perhitungan awal diumumkan dan menunjukkan Al-Sisi unggul dalam pilpres tahun ini, David mengatakan kepada para wartawan bahwa pemilihan presiden di Mesir kali ini telah dilakukan “sesuai koridor hukum.”
Dia menambahkan bahwa dirinya sangat antusias melihat ada alat deteksi identitas elektronik yang dipasang untuk mengurangi kecurangan dalam pemilu.
Meskipun alat tersebut kelihatan bekerja dengan baik di TPS di kawasan elit Zamalek yang dipantau David, namun di TPS-TPS lain yang dikunjungi France24 tidak terlihat ada alat serupa.*