Hidayatullah.com—Awalnya militer Amerika Serikat memutuskan untuk tidak membebaskan Bowe Bergdahl yang ditawan Taliban selama 5 tahun, setelah sersan muda itu pergi meninggalkan kesatuannya, kata seorang mantan pejabat Pentagon kepada Associated Press.
Namun kemudian, pemerintah Amerika akhirnya mengubah keputusannya dan melakukan negosiasi untuk membebaskan Bowe Bergdahl, kata seorang mantan pejabat Departemen Pertahanan AS yang tidak mau disebutkan namanya itu, lansir AP Senin (2/6/2014).
Menurut orang tersebut, dalam laporan Pentagon tahun 2010 disimpulkan bahwa Bergdahl pergi meninggalkan kesatuannya sebelum akhirnya ditangkap oleh Taliban.
Sumber itu mengatakan, menurut teman-teman di kesatuannya Bergdahl adalah seorang pria yang naif dan “delusional”, yang mengira dirinya bisa menolong rakyat Afghanistan dengan cara meninggalkan posnya.
Meskipun demikian, dalam laporannya Pentagon tidak menuding Bergdahl melakukan disersi.
Pemuda yang kini berusia 28 tahun asal Idaho itu hari Sabtu (31/5/2014) dibebaskan Taliban untuk ditukar dengan 5 tahanan Guantanamo yang merupakan warga Afghanistan tokoh senior Taliban. Perundingan pertukaran tawanan dilakukan secara rahasia dengan perantara Qatar.
Dilansir Aljazeera, laporan majalah Rolling Stone tahun 2010 menyebutkan bahwa Bowe Bergdahl mendaftarkan diri masuk dinas kemiliteran tahun 2008 tanpa sepengetahuan orangtuanya. Dia tertarik mendaftar karena terpesona dengan janji-janji perekrutnya yang mengatakan bahwa dirinya bisa pergi ke luar negeri untuk membantu banyak orang.
Sesampainya di Afghanistan, pemuda itu kecewa dengan kenyataan dari misi sesungguhnya tentara Amerika Serikat di Afghanistan.
Dalam surat elektroniknya terakhir kepada kedua orangtuanya sebelum ditangkap Taliban, pemuda itu menulis, “Saya bahkan malu menjadi orang Amerika,” kutip Rolling Stone.
Setelah dia ditangkap Taliban pada 30 Juni 2009, sebagian orang percaya bahwa Bergdahl secara sadar dan atas kemauannya sendiri meninggalkan kesatuannya. Menurut kabel diplomatik AS, kesatuan Bergdahl mulai mencari pemuda itu setelah pada pagi hari dia tidak muncul untuk pergantian tugas.
“Dia pergi atas kemauannya sendiri,” kata salah seorang pejabat Pertahanan AS kepada Reuters, tanpa mau disebutkan namanya.
“Tapi kami tidak tahu apa motivasinya, atau apa yang sedang berkecamuk dalam pikiran anak muda itu pada saat itu,” imbuhnya.
Ditanya apakah Bowe Bergdahl akan mendapatkan sanksi disiplin, penasehat presiden AS untuk urusan keamanan nasional Susan Rice kepada ABC News hari Ahad (1/6/2014) mengatakan, “Siapapun yang ditawan dalam kondisi seperti itu selama 5 tahun sudah membayar harga yang luar biasa.”
Di dalam negeri Amerika sendiri muncul perdebatan mengenai keuntungan pertukaran antara seorang Bowe Bergdahl dengan lima tokoh senior Taliban.
Para politisi dari Partai Republik, salah satunya senator John McCain, menilai pembebasan tokoh Taliban dari Guantanamo justru membahayakan keamanan negara Amerika.*