Hidayatullah.com—Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengatakan keputusan untuk bernegosiasi dengan Taliban guna membebaskan seorang tentara AS ditetapkan secara bulat di Gedung Putih.
Kepada BBC (5/6/2014) Hagel mengatakan, kesepakan dengan Taliban diambil karena diyakini nyawa Sersan Bowe Bergdahl “dalam bahaya.”
Oleh karena itu pemerintah Barack Obama harus mengambil keputusan cepat tanpa berkonsultasi dengan Kongres, imbuhnya.
Berdasarkan peraturan, Gedung Putih seharusnya meminta persetujuan Kongres 30 hari sebelum mengeluarkan tahanan dari penjara di Guantanamo. Namun pemerintah Obama menilai masa menunggu itu terlalu riskan.
“Itu merupakan pertimbangan kami yang didasarkan pada informasi bahwa nyawanya, kesehatannya dalam bahaya,” kata bos Pentagon itu.
“Bisakah Anda bayangkan jika kami harus menunggu atau mengambil resiko ada kebocoran dalam masa 30 hari?” kata Hagel, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga memikirkan resiko bahaya bagi AS jika menyelamatkan Bergdahl.
“Ini adalah keputusan yang benar untuk alasan yang benar,” katanya. “Kami tidak meninggalkan orang-orang kami.”
Para pengkritik pertukaran tawanan antara Gedung Putih dengan Taliban mengklaim Bergdahl telah desersi dengan meninggalkan kesatuannya sebelum akhirnya ditangkap dan ditawan Taliban selama 5 tahun. Dan mereka mengklaim 6 nyawa prajurit AS melayang hanya untuk mencari Bergdahl yang menghilang.
Setelah dibebaskan, Bergdahl langsung diterbangkan ke Jerman guna menjalani rehabilitasi. Belum jelas kapan pemuda 28 tahun itu akan kembali ke negaranya.*