Hidayatullah.com– Sebuah hasil studi di Prancis yang dipublikasikan pekan ini menunjukkan bahwa 78 persen air mineral dalam kemasan botol tercemar mikroplastik.
Hasil studi yang disebut “Nous buvons du plastique” (Kita meminum plastik) dirilis hari Kamis oleh organisasi peduli lingkungan Agir pour l’environnement menunjukkan bahwa sembilan dari air mineral kemasan botol yang dianalisis, tujuh di antaranya mengandung mikroplastik.
Air kemasan dari merk terlaris di Prancis itu dianalisis oleh laboratorium umum Labocea di Breton. Partikel yang ditemukan termasuk polietilen tereftalat (digunakan dalam botol plastik) dan polietilen (digunakan pada tutup botol).
Mikroplastik ini adalah partikel berukuran lebih kecil dari 5 milimeter dan umumnya ditemukan dalam jumlah kecil. Yang mengkhawatirkan, air yang secara khusus dipasarkan “untuk anak-anak” (Vittel kids) memiliki konsentrasi dua puluh kali lebih tinggi dari yang lain.
“Kontaminasi itu berasal dari kemasan, baik itu botol, tutup ulirnya atau tutup kemasannya,” jelas Magali Ringoot dari Agir pour l’environnement. Plastic.
“Zat aditif termasuk kerahasiaan industri sehingga kami tidak tahu persis campuran kimia apa yang memapari kita,” imbuhnya, seperti dikutip RFI Ahad (24/7/2022).
Plastik pada tutup atau botol bisa pecah menjadi serpihan mikro dan menyebar di dalam air. Saat terkena panas dan cahaya yang intens, wadah dapat melepaskan lebih banyak mikroplastik.
Menurut Nathalie Gontard, seorang pakar kemasan di French National Research Institute for Agriculture, Food and the Environment (Inrae), “plastik terdegradasi tak terhindarkan dan mulai rusak bahkan sebelum kita mulai mengkonsumsi air.”
Di Prancis, 83 persen orang mengonsumsi air kemasan. Pada 2019, mereka mengonsumsi 133 liter air kemasan per kapita, atau 8,9 miliar liter untuk seluruh penduduk Prancis.
Rata-rata, orang menelan lima gram plastik setiap pekan, setara dengan “berat kartu kredit”, melalui air yang mereka minum dan berbagai produk makanan.
Publikasi hasil studi Maret 2018 oleh orang tim Amerika Serikat menyebutkan mikroplastik terdeteksi pada 93 persen dari 250 air mineral kemasan botol yang dianalisis dari 11 merk di 9 negara berbeda.
Pada 2019, World Health Organisation (WHO) mempublikasikan laporan berjudul “Microplastics in drinking water” (Mikroplastik dalam air minum). Di dalam laporan itu WHO secara resmi mengakui fenomena kontaminasi air yang meluas di sungai dan lautan, yang tak terhindarkan merambah suplai air domestik.
WHO mengatakan bahwa sulit untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh mikroplastik, karena jumlah penelitian yang ada tidak mencukupi.
Namun, penelitian pada hewan tidak terlalu meyakinkan dan menunjukkan bahwa konsumsi mikro dan nanopartikel plastik memiliki efek buruk pada mikrobiota usus, metabolisme atau bahkan otak.
Agir pour l’environnement menyerukan larangan plastik sekali pakai dalam waktu lima tahun, menarget kemasan yang mencakup 45 persen dari penggunaan plastik, sebagai prioritas.
Botol wadah air mineral itu adalah kemasan plastik sekali pakai, yang akan termasuk dalam cakupan tujuan pemerintah Prancis untuk menghilangkan kemasan seperti itu pada tahun 2040.*