Hidayatullah.com–Seorang mantan tentara Amerika Serikat (AS) yang pernah bertugas di Iraq Earl Torres dikabarkan akan segera menjadi miliarder setelah membawa potongan patung kepala mantan Presiden Iraq, Saddam Hussein. Potongan patung Saddam Hussein yang dibawanya dari medan perang itu rupanya diminati para kolektor.
Dikutip Dailymail, Selasa (01/07/2014) menyebutkan patung seberat 40 kilogram tersebut ditaksir seharga USD 10 juta atau sekitar Rp 12 miliar.
“Saya menunggu beberapa waktu sebelum menjual, jadi anak saya telah besar dan bisa melihatnya,’’ujar pria 47 tahun ini.
‘’Saya yakin patung ini satu-satunya di Amerika dan sangat berarti bagi saya,’’ tambahnya.
Patung ini sendiri awalnya merupakan bagin dari patung perunggu Saddam setinggi 15 kaki (sekitar 3.4 meter). Torres mengaku menemukannya dalam kondisi terpenggal di reruntuhan bandara Baghdad tahun 2003 lalu.

Dalam kondisi utuh patung ini menggambarkan Saddam menggunakan seragam militer lengkap dengan baret yang menjadi ciri khasnya. Namun dalam invasi Amerika ke negeri 1001 malam tersebut banyak dari patung-patung sejenis diruntuhkan.
‘’Saya pikir ini sesuatu yang akan menarik perhatian kolektor dan museum. Ini satu dari banyak patung Saddam yang ditemukan di Irak saat itu,’’ imbuhnya.
Pencurian Benda Bersejarah
Claus Peter Haase, Direktur Museum Islam di Berlin yang juga dikenal seorang ahli seni Islam pernah mengatakan bila para penjarah barang-barang bersejarah Iraq adalah para gang internasional yang sengaja menjual barang-barang purbakala tersebut di pasar gelap dunia.
Termasuk hilangnya beberapa barang bersejarah di “Museum Nasional Iraq” yang ternyata dilakukan oleh geng kriminal yang terorganisasi secara rapi.
”Mereka mencari barang-barang tertentu, memburunya dan mengincarnya secara tepat seolah-olah mereka memiliki daftar belanja dan rencana denah,” kata Haas dikutip Kantor Berita DPA, Jerman.
Dr. Ushamah Naqsabandi bahkan pernah menulis di majalah Turatsiyat (Juli, 2006) tentang “serial” penyelundupan manuskrip ke luar dari Iraq. Kasus yang paling heboh, adalah hilangnya 1.200 manuskrip dari Iraq.*