Hidayatullah.com—Keluarga presiden Mesir yang digulingkan hari Senin (22/7/2013) menggelar konferensi pers di kantor Persatuan Insinyur Mesir di Kairo, menuding militer telah melakukan penahanan ilegal dan penculikan atas Muhammad Mursy.
Mursy, presiden sipil pertama Mesir yang terpilih lewat pemilu demokratis tahun 2012, digulingkan oleh militer melalui kudeta pada tanggal 3 Juli 2013. Mursy ditahan militer sejak sebelum angkatan bersenjata mengumumkan pelengserannya dan hingga kini politisi asal Al-Ikhwan itu dikurung dilokasi yang tidak diungkapkan militer.
Konferensi pers tersebut dihadiri oleh Shaimaa putri Mursy, Usama putra Mursy dan anak bungsu Musy, Abdallah, lapor Al-Ahram.
Anak perempuan Mursy mengkritik kudeta yang dipimpin Menteri Pertahanan Abdul Fattah al-Sisi, yang juga menjabat panglima angkatan bersenjata. Shaima menuding militer menculik ayahnya.
Sebelumnya pada hari yang sama, jurubicara Al-Ikhwan Gehad el-Haddad -yang ayahnya juga ditahan militer- menampik kabar yang mengatakan bahwa Mursy melakukan mogok makan guna memprotes penahanannya. Dia mengatakan, hingga kini tidak ada kabar apapun tentang kondisi dan keberadaan Mursy, sebab tidak ada komunikasi sama sekali sejak Mursy ditahan militer menjelang kudeta.
Usama, putra Mursy yang berprofesi sebagai pengacara sejak tahun 2006, mengatakan keluarganya kemungkinan akan mencari bantuan ke Mahkamah Kejahatan Internasional PBB (ICC).
Usama membantah jika ayanya memiliki gangguan kesehatan liver seperti yang diberitakan. Dia menyebut kabar itu sebagai dusta.
Saat ditanya bagaimana cara dia mengembalikan kekuasaan ayahnya, Usama menjawab dengan merujuk pada hukum yang berlaku di Mesir dan hukum internasional serta dukungan rakyat yang bersimpati pada Mursy.
Usama dan pembicara lainnya dalam konferensi pers itu menentang intervensi asing terhadap politik dalam negeri Mesir.*