Hidayatullah.com–Kerajaan Arab Saudi menjadi negara produsen terbesar madu di kawasan Arab, kata Ahmad Al-Ghamdi ketua panitia pelaksana Festival Madu Internasional Al-Baha Ke-7.
Dilansir Arab News (15/8/2014), Al-Ghamdi mengatakan produksi madu Saudi setiap tahunnya mencapai 9.000 ton. Selain itu, Saudi memiliki 5.000 peternak lebah dan 1 juta sarang lebah madu.
Asosiasi kerjasama peternak Lebah di Baha saat ini sedang menggelar festival madu tahunan yang akan berakhir besok.
“Para peternak lebah menjual madu senilai lebih dari 2 juta riyal dalam satu pekan saja,” kata Al-Ghamdi
Madu Majri dalam festival itu laku dijual antara 800 riyal hingga 1.000 riyal perkilo, sehingga menjadikannya madu termahal. Sementara madu Saify dihargai 700 riyal perkilo. Madu Sadr dibandrol dengan harga 400 riyal perkilo dan Samr sekitar 250 riyal hingga 400 riyal perkilo.
Menurut Al-Ghamdi, daerah Al-Raghdan di Baha merupakan satu-satunya tempat di Timur Tengah di mana lebah madu dapat diternakkan secara organik. Itu mengapa daerah tersebut dipilih menjadi tempat penyelenggaraan festival.
Selain transaksi jual-beli madu, panitia festival menggelar simposium internasional soal produksi madu dan pemanfaatannya yang diikuti oleh para peneliti dari berbagai universitas di seluruh dunia.
Acara itu juga diikuti oleh berbagai lembaga ilmiah, perusahaan besar yang bergerak dalam bisnis madu baik dari dalam negeri maupun negara asing seperti Amerika Serikat, Rumania, Maroko, Yaman, Uni Emirat Arab dan Yordania.*