Hidayatullah.com—Milisi Ansarullah, salah satu gerakan pemberontak Syiah Al Hautsi (Syiah Al-Houthi atau Hautsiyun) dikabarkan berhasil menguasai wilayah Jabal Ras di Yaman barat.
Pemberontak Al-Hautsi mendorong para militan keluar dari Jabal Ras di Provinsi Al-Hudaydah, Yaman, Senin (03/11/2014).
Para pejabat pemerintah tidak atau belum berkomentar terkait kondisi saat ini di wilayah tersebut.
Sementara milisi Al-Qaidah menguasai wilayah Jabal Ras, di 226 kilometer (140 mil) barat dari ibukota, Sanaa, Sabtu, setelah menyerang sebuah bangunan yang ditempati oleh aparat keamanan.
“Hampir 19 polisi tewas pada Sabtu dalam serangan oleh milisi Al-Qaidah yang secara bersamaan menyerang dua pos pemeriksaan dan markas polisi,” demikian disebutkan Kementerian Dalam Negeri Yaman di situsnya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dikutip Asharq Al-Awsat telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan dua anggota terkemuka gerakan Syiah Hauti/Hautsiyun yang saat ini mengendalikan ibukota negara, Sana’a, dan bagian lain dari negara, karena “mengancam perdamaian dan stabilitas” Yaman dan menghalangi proses transisi politik yang disusun setelah kepergian Saleh dari kekuasaan pada 2012.
Sanksi yang diusulkan mencakup larangan perjalanan dan pembekuan aset pada Saleh dan Abdul Khaleq Al-Houthi-saudara pemimpin pemberontak Al Hautsi Abdul Malik Al-Houthi dan wakil pertama dari afiliasinya kelompok Ansarallah kelompok dan Abdullah Yehya Al-Hakim, tokoh paling senior di gerakan Ansarallah dan diyakini telah menyebabkan kemajuan baru-baru ini oleh kelompok di kota-kota Sana’a, Amran dan Ibb.
Sejak mengambil alih Sana’a pada bulan September, kelompok pemberontak tersebut telah dituduh menyerbu gedung-gedung pemerintah dan fasilitas militer dan melakukan serangan terhadap saingan politik dan para pemimpinnya.*