Hidayatullah.com–Dengan meningkatnya kasus obesitas, perempuan Saudi dan ekspatriat di Jeddah banyak yang bergabung dengan klub kebugaran.
Perempuan Saudi Khadijah Abubakar mengatakan, baru-baru ini ia bergabung dengan satu gym untuk ‘menumpahkan’ apa yang dia istilahkan sebagai “kilogram yang tidak diinginkan.”
Khadijah merasa sangat malu melakukan joging di tempat umum, sehingga gym dengan semua peralatan olahraga tersedia merupakan alternatif terbaik. “Jumlah wanita gemuk berkembang pesat dari berbagai usia dan kebangsaan, sehingga mendorong perempuan Saudi dan ekspatriat membuka pusat-pusat olahraga,” kata Abubakar, dilansir Arab News belum lama ini.
Basmah Abdullah, wanita Saudi lainnya, mengatakan, fasilitas gym tersebut biasanya terdapat pada salon kecantikan atau di dekat flat sewaan seharga SR20,000 (sekitar Rp 65 juta) sebulan.
Ekspatriat asal Palestina Hanna Abu Taleb mengatakan, dia awalnya tidak tahu ada gym di setiap kota.
“Sampai seorang teman Saudi mengatakan kepada saya bahwa dia berhasil menurunkan berat badannya di sebuah pusat kebugaran. Jadi saya juga bergabung untuk menyingkirkan berat ekstra saya.”
Abu Taleb mengatakan, sebagian besar pusat kebugaran beroperasi di apartemen dengan anggota perempuan dari segala bangsa. Dia berlatih selama satu jam, lima hari seminggu, dengan pelatih berkualitas dari Mesir.
Fatimah, seorang Saudi yang mengelola gym, mengatakan, fasilitas ini biasanya didirikan di daerah pemukiman padat penduduk.
“Pemerintah tidak mengeluarkan izin untuk klub olahraga perempuan. Tapi selama ada wanita yang ingin tubuh gesit dan anggun, gym-gym tersebut akan berkembang di Saudi.”
Dia sebelumnya membuka salon penata rambut dan kecantikan di distrik Jeddah. Ketika salonnya berkembang sukses, ia membuka gym. Sebagian besar pelanggannya menyambut baik pusat kebugarannya.
Dia awalnya merasa akan sulit mendapatkan instruktur yang berkualifikasi, tapi kenyataannya tidak. Dia sekarang mempekerjakan wanita asing berpengalaman untuk menjalankan pusat kebugarannya.
“Saya tidak pernah memasang iklan apapun atas kebugaran saya. Pelanggan saya yang menyebarkan berita tentang pusat kebugaran ke teman-teman dan rekan-rekan mereka,” katanya.
Investor Saudi lainnya, Hafsah Al-Bishi, mengatakan, membuka pusat olahraga dan spa gaya Maroko terkait dengan salon kecantikan.
Laba bersih bulanan antara SR10,000 (Rp 32,4 juta) dan SR15,000 (Rp 48,7 juta). Saat liburan bisa mencapai SR20,000 (Rp 65 juta).
Dia membuka usahanya ketika melihat seorang wanita Saudi dan mitra Lebanonnya membuka pusat kebugaran yang cukup populer. Dia mengatakan, biaya keanggotaan bulanan antara SR300-SR500 (sekitar Rp 974.850 – Rp 1.624.750), sudah termasuk ‘spa Maroko’.
Seorang janda berusia empat puluhan, Sameerah, telah menyewa apartemen besar yang kemudian dilengkapi dengan peralatan olahraga, dengan bantuan pelatih kebangsaan Mesir.
Dia mengatakan, pemerintah harus memberikan izin untuk fasilitas tersebut karena bisa membantu menciptakan lapangan kerja bagi perempuan Saudi.
Menurut laporan terbaru, 72,4 persen warga Saudi berusia di atas 40 menderita obesitas, atau 35,6 persen dari populasi umum. Lebih dari 44 persen wanita mengalami obesitas, 26,4 persen laki-laki, dan 18 persen anak-anak.
Satu penelitian baru mengungkapkan, sekitar SR500 juta (sekitar Rp 1,6 triliun) per tahun dihabiskan di Saudi untuk mengobati orang yang menderita penyakit berhubungan dengan obesitas, terutama diabetes. Penyakit ini telah meningkat 30 persen selama 10 tahun terakhir.*